Suara.com - Masalah yang dialami pasangan suami istri, Ardiansyah (40) dan Delvi Sari (31), menjadi perhatian anggota DPR. Sambil menangis, Delvi Sari membopong jenazah bayinya, Berlin Istana, di angkutan umum karena tak segera mendapatkan pelayanan dari Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek, Bandar Lampung, gara-gara masalah biaya. Bayi berusia satu bulan 10 haru itu meninggal dunia usai operasi.
"Saya ikut prihatin kejadian seperti ini terulang lagi. Sepertinya, persoalan uang masih sangat dominan dalam pelayanan sosial dan kesehatan kita. Akibatnya, mereka yang tidak mampu selalu saja mengalami perlakuan yang memilukan hati dan perasaan," kata Wakil Ketua Komisi IX Saleh Daulay kepada Suara.com, Kamis (21/9/2017).
Politkus PAN mengatakan mestinya kasus semacam itu tidak terjadi jika semua pihak memperhatikan aspek kemanusiaan dalam pelayanan sosial.
"Soal ambulance itu urusan masing-masing rumah sakit. Mestinya itu yang dimononitor oleh Kementerian Kesehatan. Apalagi rumah sakit negara yang dana operasionalnya berasal dari pajak masyarakat," kata dia.
Saleh mendesak Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek supaya menelusuri kasus bayi tersebut.
"Semestinya, ada pengecualian terkait pembiayaan bagi mereka yang betul-betul tidak mampu. Apalagi, mereka baru saja kehilangan besar dan tentu sangat sedih dan berduka," kata dia.
Menurutnya perlu dibuat aturan yang lebih baik untuk menghindari kasus semacam itu.
Saleh mengatakan BPJS Kesehatan juga harus lebih memperhatikan pelayanan pasien. Meskipun BPJS Kesehatan masih mengalami defisit, bukan berarti persoalan seperti ini dilupakan. Apalagi selama defisit BPJS Kesehatan selalu ditutupi oleh pemerintah.
"Ini yang membuat sebagian kalangan tidak begitu yakin dengan pelayanan BPJS. Faktanya, memang masih banyak hal yang belum dicover oleh BPJS," kata dia.
Kelemahan-kelemahan BPJS Kesehatan harus segera diperbaiki. Secara perlahan, jika dilakukan secara terarah dan kontinyu, BPJS diyakini akan mampu berbuat lebih banyak lagi.
"Kalau didiamkan atau malah seakan tidak ada masalah, dikhawatirkan BPJS kesehatan akan kehilangan kontekstualisasinya," kata dia.
RSUD Abdul Moeloek membantah menelantarkan jenazah bayi Berlin.
Direktur Pelayanan RSUD Abdul MoeloekPad Dilangga mengatakan peristiwa itu terjadi karena kesalahpahaman administratif.
Bayi Berlin, kata dia, meninggal dunia karena kelainan bawaan yakni meningocele di ICU RSUD Moeloek, Selasa pukul 15.15 WIB.
“Setelahnya, kami mau memulangkannya memakai ambulans. Keluarga bayi juga sudah mengurus administratif. Jenazah bayinya juga sudah dibawa ke ambulans, ternyata ada sedikit masalah administratif,” tutur Pad Dilangga.