Umat Katolik Misa Malam Sura di Gua Kerep

Siswanto Suara.Com
Kamis, 21 September 2017 | 13:21 WIB
Umat Katolik Misa Malam Sura di Gua Kerep
Umat Katolik mengikuti misa malam Natal di Gereja Katedral, Jakarta, Sabtu (24/12). [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ribuan umat Katolik mengikuti misa syukur menyambut tahun baru dalam kalender Jawa atau malam 1 Sura 1951 di tempat peziarahan Gua Maria Kerep, Ambarawa, Kabupaten Semarang dengan dipimpin Uskup Agung Monsinyur Robertus Rubiyatmoko.

Dalam misa yang diiring lagu-lagu rohani dengan musik karawitan di Semarang, Rabu (20/9) hingga menjelang tengah malam itu, Uskup Agung Semarang Monsinyur Rubi didampingi sejumlah imam, yakni Romo Robertus Saptaka Pr., Romo Ignatius Aria Dewanto S.J., dan Romo Ignatius Triatmoko MSF.

Tema ibadat malam 1 Sura 1951 atau dalam kaleder Masehi bertepatan dengan 21 September 2017 yang diselenggarakan Komunitas Doa Kami Semarang bekerja sama dengan Pengelola Gua Maria Kerep, Ambarawa adalah "Melalui Budaya Jawa Membangun Peradaban Kasih."

"Malam ini kami sebagai orang yang menghidupi budaya Jawa bersyukur karena bisa berkumpul, berterima kasih kepada Allah atas anugerah sepanjang tahun. Tuhan mendampingi kami terus menerus. Malam 1 Sura ini kita memaknai sebagai orang yang menghidupi budaya Jawa, agar bisa menapaki tahun depan dengan suka cita," kata Monsinyur Rubi saat berkhutbah.

Ia mengemukakan pentingnya umat Katolik menapaki tahun-tahun ke depan ini dengan semangat baru dan makin kuat dalam beriman kepada Tuhan.

Tahun baru identik dengan semangat baru umat untuk mulai menjalani pola kehidupan baru yang lebih baik.

"Kebaruan ini cocok dengan perayaan malam tahun baru, Sura. Kita ingin memperbarui diri, hidup menjadi baru, supaya hidup berpadanan dengan panggilan sebagai murid-murid Tuhan," ujarnya.

Ia juga mengemukakan pentingnya umat menjalani kehidupan dengan sikap rendah hati, lemah lembut, dan sabar, serta selalu bersedia membantu orang lain agar terwujud kehidupan bersama yang damai, padu, dan bersatu.

Umat Katolik juga didorong uskup yang juga pemimpin gereja Katolik di sebagian wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu, untuk mempererat pergaulan dengan masyarakat sekitarnya.

"Orang Katolik harus serawung (bergaul) dengan tetangga, serawung satu sama lain dan mengupayakan hidup bersama yang padu dan damai. Ora gampang (Tidak mudah, red.), tetapi dengan pertolongan Tuhan, kita mampu menjadi pijar-pijar cahaya untuk kedamaian," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI