Dua Orang Ini Jalan Kaki Jakarta ke Jateng Sambil Seret Peti Mati

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 21 September 2017 | 11:45 WIB
Dua Orang Ini Jalan Kaki Jakarta ke Jateng Sambil Seret Peti Mati
Dua aktor Teater Jakarta, Roy Julian dan Slamet Riyadi, menyeret peti mati dari Manggarai Jakarta hingga Pemalang Jawa Tengah. [Tribratanews/Polres Pemalang]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua aktor Teater Jakarta, Roy Julian dan Slamet Riyadi, mementaskan seni pertunjukan naskah “Migrasi Peti Mati” secara unik.

Keduanya mementaskan naskah tersebut melalui cara berjalan kaki sembari menyeret satu peti mati dari Jakarta hingga ke Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Roy dan Slamet berjalan kaki sembari menyeret peti mati itu dari kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, sejak 1 September 2017.

Mereka baru tiba di objek wisata religi Pangeran Purbaya Surajaya (Wippas) Pemalang, Selasa (19/9/2017).

Baca Juga: Delvi, Pasien BPJS yang Bawa Pulang Jenazah Bayinya Pakai Angkot

“Itu adalah rangkaian kegiatan yabg diselenggarakan kantor Teater Jakarta, Teater Tanam Pemalang, Teater Asada Pemalang, Mangler Banyumili, Pemalang Tandang, dan Abdi Dalem. Total peserta 60 orang anggota teater di wilayah Pemalang,” jelas Jeki dari Teater Tanam Pemalang sekaligus penanggung jawab aksi Roy dan Slamet.

Sementara Roy mengatakan, awalnya, dia dan Slamet harus melanjutkan perjalanan ke Kota Surabaya, Jawa Timur.

Sebab, puncak pertunjukan itu bakal digelar di Universitas Negeri Surabaya (UNESA), tanggal 23 September 2017.

Pemuncak pementasan yang terbilang avant garde tersebut ditandai oleh pementasan naskah berjudul “Fermentasi Hujan dalam Sepatu.

“Kesemua pementasan itu menceritakan perjalanan hidup manusia. Tapi, karena sisa waktu perjalanan ke Surabaya tak memadai, kami menghubungi rekan di Teater Tanam Pemalang untuk memfasilitasi kegiatan ini di Wippas Surajaya Pemalang,” jelas Roy.

Baca Juga: Demi Cinta, Pemuda Belanda ke Indonesia untuk Sunat

Ia mengatakan, pementasan teaterikal tersebut merupakan karya seni untuk mengajak masyarakat agar bisa memaknai arti hidup dan selalu ingat pada kematian.

“Dan dengan berjalan kaki menyeret peti mati, akan mengurangi perbuatan dan pikiran negatif,” tuturnya.

Yuk, update terus berita-berita terbaru di laman resmi Facebook Suara.com

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI