Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan peringatan keras bagi Korea Utara. Peringatan ini disampaikan dalam pidato di sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di Markas Besar PBB di New York, AS, Selasa (19/9/2017).
Dalam penampilan pertamanya di panggung Debat Umum sejak terpilih menjadi presiden AS awal tahun ini, Trump menyatakan ambisi Korut dalam mengembangkan senjata nuklir dan peluru kendali jarak jauh merupakan ancaman bagi keamanan dunia.
"Amerika Serikat memiliki kekuatan dan kesabaran yang kuat namun jika negara ini terpaksa mempertahankan diri dan sekutu-sekutunya, kami tidak punya pilihan lain kecuali menghancurkan total Korea Utara," kata Trump, dikutip dari Antara, Rabu (20/9/2017).
Trump, yang menjadi pembicara kedua setelah Presiden Brasil Michel Temer, menyinggung tindakan Korut yang diduga melakukan pembunuhan saudara kandung Kim Jong Un di Bandara Udara Malaysia dan juga dugaan penculikan gadis remaja Jepang untuk dijadikan tutor bahasa bagi mata-mata Korut.
Baca Juga: Tujuh Teroris Poso Masih 'Bebas', Operasi Tinombala Diperpanjang
"Jika hal itu tidak cukup gila, sekarang ambisi Korea Utara yang tanpa lelah mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik mengancam seluruh dunia dengan korban yang tak bisa dibayangkan jumlahnya," kata Trump.
Trump juga menyebut Kim Jong Un sebagai "manusia roket yang sedang dalam misi bunuh diri bagi dirinya dan rezimnya".
Trump berharap tidak perlu AS lakukan perang dengan Korut karena memandang PBB sebagai organisasi negara-negara di dunia bisa meredam krisis di Semenanjung Korea.
"Mari kita lihat bagaimana mereka (PBB) bertindak. Sudah waktunya bagi Korea Utara untuk menyadari bahwa denuklirisasi adalah satu-satunya masa depannya yang bisa diterima," kata Trump.
Baca Juga: Gregoria Tumbang, Indonesia Sisakan Fitriani di Jepang Open
Foto: Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. [AFP]
Sehari sebelumnya, Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi kepada Korea Utara terkait uji nuklir dan rudal balistik yang negara itu lakukan.
Di Debat Umum tersebut, Trump menyatakan apresiasinya kepada Cina dan Rusia, yang biasanya selalu memveto resolusi DK PBB, namun kali ini menyatakan berbaris bersama dengan AS dan para anggota DK PBB lainnya untuk menggugurkan Korut.