Ingin Pindah Agama, Remaja Muslim Ini Jalani "Kehidupan Ganda"

Chaerunnisa Suara.Com
Rabu, 20 September 2017 | 02:00 WIB
Ingin Pindah Agama, Remaja Muslim Ini Jalani "Kehidupan Ganda"
Ilustrasi remaja muslim. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Urwa, dulu begitu mencintai agamanya, dan pernah percaya dengan keyakinannya.

Terlahir dalam keluarga Muslim konservatif di Australia, dia sekarang menjalani kehidupan ganda rahasia, dan tidak lagi menyebut dirinya orang beriman. Remaja perempuan itu adalah salah satu kelompok rahasia orang Australia yang membelakangi Islam konservatif.

Namun, berdasarkan pengalamannya, meninggalkan kehidupan yang telah lama dilakukannya ternyata bukan hal mudah.

"Daftar 'dosa' 25 tahun tentang segala hal yang tidak pernah dia lakukan adalah hal-hal yang kebanyakan orang Australia tidak pikirkan, seperti mendengarkan musik, berkencan dan menari.
Saya ingin melepas jilbab saya," katanya pada The Feed's, Patrick Abboud.

Baca Juga: Al Qaeda Provokasi Muslim di Negara-negara Ini Serang Myanmar

"Ini akan menjadi keputusan terbesar yang pernah saya buat dalam hidup, tapi saya takut saya tidak tahu apa konsekuensinya. Saya merasa sangat terjebak. Saya takut jika seseorang yang mengetahui saya adalah mantan Muslim, saya merasa sedang membawa bom waktu yang berdetak," sambungnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, skenario terbaik jika teman dan keluarga mengetahui tentang niat dia yang sebenarnya akan membuatnya tidak diakui.

"Yang terburuk, saya akan dibunuh," ungkapnya.

Abboud mendapatkan akses eksklusif di dalam jaringan rahasia mantan remaja Muslim yang membelakangi Islam. Dia mengungkapkan apa yang terjadi saat orang-orang pindah agama. Ada yang hidup ganda karena takut terjadi pembalasan, sementara yang lainnya mendukung pemikiran mereka untuk pindah agama.

Wartawan SBS berbicara kepada Awal (24), yang dikenal sebagai penjaga jaringan mantan Muslim, dan Rashiti, yang meninggalkan agamanya setelah bertahun-tahun menjadi korban pelecehan ayahnya. Kelompok rahasia ini tidak hanya berfungsi sebagai jaringan pendukung, tapi juga menjadi tempat yang aman untuk para member-nya.

Baca Juga: Fakta Halimah Yacob, Presiden Muslim Perempuan Pertama Singapura

Rashti, yang sekarang berusia 22 tahun, melarikan diri ke Australia untuk belajar dua tahun yang lalu dan mengakui dia merasa lebih aman di sini. Namun, dia mengalami pelecehan dan ancaman verbal karena menentang agamanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI