Sejarawan LIPI Desak Kurikulum Sejarah G30S Direvisi

Selasa, 19 September 2017 | 15:20 WIB
Sejarawan LIPI Desak Kurikulum Sejarah G30S Direvisi
Soeharto saat terjadi G30S 1965 (buku sejarah Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejarawan Asvi Marwan Adam mengusulkan agar kurikuluum pendidikan sejarah Indonesia, khususnya terkait peristiwa 1 Oktober 1965 atau lebih dikenal dengan 30 September ’65 direvisi.

Sebab, telah banyak temuan-temuan kekinian yang justru berbeda versi dengan kurikulum sejarah bentukan Orde Baru (Orba).

"Kita tahu pada masa Orba ada monopoli sejarah. Tidak boleh ada posisi lain selain Orde Baru. Pada era reformasi kan sudah banyak terbit buku yang berbeda dengan itu," kata Peneliti Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu kepada Suara.com, Selasa (19/ 9/2017).

Banyak peristiwa yang tidak terekam buku-buku sejarah Indonesia, khusus soal peristiwa 30 September 1965.

Baca Juga: Bantuan Indonesia Terus Mengalir untuk Rohingya

Sejauh ini, peristiwa tersebut hanya dikenal sebagai pengkhianatan para pentolan Partai Komunis Indonesia kepada negara. Namun tidak secara utuh disajikan kepada publik.

Menurut Asvi, karena sudah banyak temuan yang berbeda dengan cerita era Orba, maka semestinya ada revisi atas sejarah tersebut.

"Cuma masalahnya perkembangan yang terbaru pada era reformasi ini belum sampai ke dalam buku-buku pelajaran sejarah kita. Nah, ini tugas untuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ujar Asvi.

Ia menilai sejarah tragedi politik dan kemanusiaan ’65, terutama yang disajikan dalam film Pengkhianatan G30S/PKI sudah tidak relevan untuk masa sekarang.

"Masak ceritanya masih persis sama seperti sekian puluh tahun yang lalu, padahal sudah sedemikian banyak temuan-temuan baru dan banyak buku yang terbit. Sudah ada banyak dari pelaku dan korban dan lain-lain," kata Asvi.

Baca Juga: Fahri Hamzah Usul Bikin Film Kepahlawanan DN Aidit

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI