Polisi Bogor Bongkar Makam Pelajar yang Dipaksa Jadi 'Gladiator'

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 19 September 2017 | 10:41 WIB
Polisi Bogor Bongkar Makam Pelajar yang Dipaksa Jadi 'Gladiator'
Ilustrasi autopsi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polresta Bogor Kota membongkar makam Hilarius Christian Event Raharja, siswa SMA Budi Mulya yang tewas karena kasus "gladiator", Selasa (19/9/2017).

Pembongkaran melibatkan tim Dokter Polisi dari Polda Jawa Barat dipimpin langsung oleh Dokter Forensik Komisaris Ihsan, dibantu tiga staf dan Rumah Sakit Polres Bogor Kota.

Makam Hilarius terletak di Pemakaman Umum Cipaku, Kota Bogor. Sebelum pembongkaran, petugas menunggu kedatangan pastur untuk prosesi keagamaan.

"Pembongkaran makam bagian dari penyelidikan untuk keperluan autopsi," kata Kasubag Humas Polresta Bogor Kota Ajun Komisaris Syarif Hidayat.

Baca Juga: Gunung Agung Meletus, Tapi Hujan Abu Vulkanik adalah Hoaks

Syarif menjelaskan, kasus Hilarius mencuat setelah unggahan curhatan ibu korban, Maria Agnes, yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo melalui media sosial.

Dalam unggahan itu, ibunya menceritakan ada aksi tawuran pelajar ala "gladiator" antara sekolah SMA Budi Mulya dengan SMA Mardi Yuana pada 29 Januari 2016, tepatnya pukul 15.00 sampai 17.00 WIB.

Lokasi tawuran tersebut terjadi di Taman Palupuh, Kelurahan Tegal Gundi, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Peristiwa tersebut menyebakan kematian anaknya Hilarius.

Peristiwa tersebut direncanakan kedua belah pihak masing-masing lima siswa SMA Mardi Yuana, dan tiga siswa SMA Budi Mulya untuk melakukan kegiatan "Bomboman" yaitu perkelahian ala "gladiator". Dalam perkelahian itu, masing-masing pihak berkelahi hingga salah satu di antaranya minimal tiga orang menyerah.

"Kegiatan tersebut disinyalir sudah berjalan setiap tahun, terutama dalam menghadapi acara besar seperti pertandingan basket antarsekolah DBL," jelasnya.

Baca Juga: Terungkap, Ini Jati Diri Calon Menantu Presiden Jokowi

Ia mengatakan, meski korban sudah menyerah atau sudah tidak berdaya, korban terus dipukuli hingga terkapar dan tewas di lokasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI