Suara.com - Sektor ganda putra Indonesia belum berhasil membawa pulang gelar dari Korea Open Super Series 2017. Capaian terbaik dibukukan pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
Peringkat tiga dunia ini keluar sebagai runner-up turnamen. Sedangkan, dua wakil Indonesia lainnya, Berry Angriawan/Hardianto dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto sudah tersingkir sejak babak pertama.
Menanggapi hasil tersebut, pelatih ganda putra pelatnas PBSI, Herry Iman Pierngadi pun memberikan evaluasinya.
"Target awal mereka (Kevin/Marcus) memang sampai final," kata Herry, dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Selasa (19/9/2017).
Baca Juga: Wantimpres: Prioritaskan Pembangunan Ketimbang Ribut Soal PKI
"Kemudian sampai di final, ini bukan alasan ya, tapi kondisi mereka memang menurun. Cara mainnya Kevin/Marcus juga tidak seperti yang lalu-lalu, kualitas menyerangnya kurang maksimal, kalau menurut saya karena kondisi mereka yang tidak prima. Kira-kira kondisi mereka 60-70 persen," lanjutnya.
Kevin/Marcus terhenti di babak final, usai berhadapan dengan Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark), 19-21, 21-19 dan 15-21.
Kekalahan ini menjadi yang keempat kalinya dalam lima pertemuan. Terakhir keduanya berhadapan di Piala Sudirman 2017. Kevin/Marcus saat itu kalah 21-16, 22-24 dan 21-23.
"Sebenarnya dari semifinal kondisi mereka sudah kelihatan. Kualitas pukulannya, terutama saat melakukan smash kelihatan sekali. Memang hasil terbaik mereka ya sampai final," ujar Herry.
"Tapi harus diakui, pemain Denmark ini mainnya rapi banget, tenang dan jarang membuat kesalahan. Kalau ketemu Boe/Mogensen, kualitas menyerang kita memang harus bagus. Karena kalau tanggung-tanggung sulit buat ditembus," jelas Herry.
Baca Juga: Wapres: Pencalonan Indonesia Jadi DK PBB Tugas Konstitusional
"Sejauh ini menurut saya Kevin/Marcus tidak ada masalah non teknis saat berhadapan dengan Boe/Mogensen. Dari segi bertandingnya saya nilai mereka cukup baik. Tidak ada nervous dan tegang yang jadi kendala mereka," sambung Herry lagi.