Suara.com - Ketua Setara Institute Hendardi mendesak kepolisian tidak hanya menangkap aktor lapangan, tapi juga aktor intelektual penyerangan kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Minggu (17/9/2017).
"Indikasi keterlibatan individu dan organisasi bisa ditelusuri dari berita-berita bohong selama ini diproduksi dan disebarluarkan," kata Hendardi, dikutip dari Antara, Selasa (19/9/2017).
Hendardi mengatakan, Polri tidak boleh berkompromi dengan kelompok-kelompok yang melakukan praktik persekusi dengan berdalih antikomunisme dan anti-PKI.
Menurut Hendardi, Polri seharusnya menyadari bahwa tindakan persekusi atas kelompok masyarakat yang menyelenggarakan kegiatan ilmiah dan mempromosikan pengungkapan kebenaran dan keadilan atas peristiwa 1965 merupakan gerakan yang terencana.
Baca Juga: Wapres: Pencalonan Indonesia Jadi DK PBB Tugas Konstitusional
"Tujuan politis untuk menciptakan instabilitas politik dan keamanan. Secara 'de jure' paham komunisme telah dilarang berkembang dan secara 'de facto' gerakan ini tidaklah nyata," katanya pula.
Karena itu, Hendardi menilai kebangkitan PKI adalah ilusi yang terus dikapitalisasi sebagai alat politik.
"Masyarakat harus sadar dan memahami bahwa isu kebangkitan PKI adalah cara untuk memecah belah warga dan hanya menguntungkan pihak-pihak yang menggerakkannya," katanya lagi.