Lima anggota Polda Metro Jaya masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Kramatjati, Jakarta Timur, akibat kena lemparan batu dari arah massa yang mengepung kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, dini hari tadi.
"Masih menjalankan perawatan, masih mengecek apakah nanti dokter sudah mengizinkan untuk rawat jalan atau belum," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.
Argo mengatakan kelima anggota mengalami berbagai luka, di antaranya kulit kepala, tangan, dan wajah memar serta sobek.
"Polisi yang terluka itu ada yang pangkat pamen (perwira menengah), ada luka di kepalanya itu sobek butuh jahitan. Yang pangkat bintang juga ada yang masih dirawat di sana ini juga ya," ujar Argo.
Selain melukai kelima anggota, massa juga merusak kendaraan polisi.
"Ada juga kendaraan polisi yang kacanya pecah. Pecah kacanya itu juga masih kita identifikasi dan sudah kita jadikan barang bukti. Juga ada batu dari kayu dan ada kendaraan," ujar Argo.
Argo mengatakan kepolisian masih mendalami motif kasus pengepungan.
"Kita masih mendalami motif dan lain-lainnya," kata dia.
Polisi kembali mengamankan 12 orang yang diduga ikut mengepung kantor YLBHI. Dengan demikian, total yang diamankan mencapai 34 orang.
"Masih kami dalami, kami periksa, kira-kira yang berperan siapa, yang paling menonjol siapa," kata Argo.
Ketika mengepung YLBHI, ratusan orang itu marah. Mereka meneriakkan ancaman mengerikan, melakukan stigma dan tuduhan-tuduhan tidak berdasar, serta mencoba masuk, melempari dengan batu dan melakukan provokasi-provokasi, serta mencoba membuat kerusuhan.
Sementara itu, puluhan orang yang telah mengikuti acara #Asik Asik Aksi (acara penampilan seni, puisi menyanyi dan lain-lain dalam rangka keprihatinan atas pembubaran acara seminar sejarah yang dibubarkan oleh aparat pada Sabtu, 16 November 2016) terkurung dan bertahan di dalam gedung YLBHI.
Massa tersebut marah karena mereka dipengaruhi hoax yang menyebutkan berlangsung kegiatan PKI di YLBHI. Hoax tersebut diviralkan sejak akhir pekan lalu. [Andrea Prayoga]
"Masih menjalankan perawatan, masih mengecek apakah nanti dokter sudah mengizinkan untuk rawat jalan atau belum," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.
Argo mengatakan kelima anggota mengalami berbagai luka, di antaranya kulit kepala, tangan, dan wajah memar serta sobek.
"Polisi yang terluka itu ada yang pangkat pamen (perwira menengah), ada luka di kepalanya itu sobek butuh jahitan. Yang pangkat bintang juga ada yang masih dirawat di sana ini juga ya," ujar Argo.
Selain melukai kelima anggota, massa juga merusak kendaraan polisi.
"Ada juga kendaraan polisi yang kacanya pecah. Pecah kacanya itu juga masih kita identifikasi dan sudah kita jadikan barang bukti. Juga ada batu dari kayu dan ada kendaraan," ujar Argo.
Argo mengatakan kepolisian masih mendalami motif kasus pengepungan.
"Kita masih mendalami motif dan lain-lainnya," kata dia.
Polisi kembali mengamankan 12 orang yang diduga ikut mengepung kantor YLBHI. Dengan demikian, total yang diamankan mencapai 34 orang.
"Masih kami dalami, kami periksa, kira-kira yang berperan siapa, yang paling menonjol siapa," kata Argo.
Ketika mengepung YLBHI, ratusan orang itu marah. Mereka meneriakkan ancaman mengerikan, melakukan stigma dan tuduhan-tuduhan tidak berdasar, serta mencoba masuk, melempari dengan batu dan melakukan provokasi-provokasi, serta mencoba membuat kerusuhan.
Sementara itu, puluhan orang yang telah mengikuti acara #Asik Asik Aksi (acara penampilan seni, puisi menyanyi dan lain-lain dalam rangka keprihatinan atas pembubaran acara seminar sejarah yang dibubarkan oleh aparat pada Sabtu, 16 November 2016) terkurung dan bertahan di dalam gedung YLBHI.
Massa tersebut marah karena mereka dipengaruhi hoax yang menyebutkan berlangsung kegiatan PKI di YLBHI. Hoax tersebut diviralkan sejak akhir pekan lalu. [Andrea Prayoga]