Militer Myanmar: Rakyat Bersatu Hadapi Isu 'Rohingya'

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 18 September 2017 | 11:26 WIB
Militer Myanmar: Rakyat Bersatu Hadapi Isu 'Rohingya'
Seorang lelaki Rohingya membopong ibunya di Ukhiya, setelah melewati perbatasan antara Myanmar dnegan Banglades pada 20 Agustus. [AFP/Suzauddin Rubel]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komandan tertinggi militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing mendesak rakyatnya untuk bersatu menghadapi isu 'Rohingya.

Militer dan pemerintah Myanmar sejak tiga pekan terakhir tengah disorot komunitas internasional karena diduga melakukan persekusi terhadap Rohingya di Negara Bagian Rakhine.

Namun, Jenderal Hlaing mengklaim militer tak memunyai agenda "pembersihan etnis" Rohingya. Ia juga mengungkapkan, tak orang-orang Bengali yang mengklaim sebagai Rohingya tak memunyai akar dalam sejarah Myanmar.

"Apa yang terjadi di Rakhine adalah, kami tengah melindungi warga negara dari serangan teroris ARSA (Arakan Rohingya Salvation Army) yang menyerang pos-pos polisi pada 25 Agustus lalu," tegas Jenderal Hlaing, seperti dilansir Channel News Asia, Minggu (17/9/2017).

Baca Juga: Djarot Wanti-Wanti RPTRA Tak Jadi Garasi Mobil

Ia mengatakan, orang-orang Bengali itu minta diidentifikasi sebagai Rohingya, yang sebenarnya tak pernah diidentifikasi sebagai etnis nasional Myanmar.

"Isu mengenai Bengali ini menyebabkan guncangan di tingkat nasional, dan kami memerlukan rakyat bersatu untuk menstabilisasi kebenaran," tukasnya.

Untuk diketahui, sejak insureksi ARSA tiga pekan lalu, militer Myanmar menerapkan daerah operasi militer di Rakhine.

Operasi itu menyebabkan 400.000 komunitas Rohingya melarikan diri ke wilayah perbatasan Myanmar-Bangladesh. Mereka mengklaim menjadi sasaran pembantaian militer Myanmar.

Baca Juga: Bakal Kembali Diperiksa KPK Hari Ini, Setnov Jalani Operasi Medis

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI