Suara.com - Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Alghiffari Aqsa menyayangkan masyarakat yang mendemo kantornya lantaran dianggap menggelar acara terkait Partai Komunis Indonesia. Padahal LBH Jakarta secara intens membela masyarakat.
"Ini kami juga menyayangkan. Ini luar biasa. Ini sejarah LBH. LBH apa yang dibela? LBH menolak reklamasi. LBH membela orang miskin. Membela orang-orang yang digusur," kata Alghiffari di kantir Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (18/9/2017) dini hari.
Bahkan, saat ini dia sedang menjadi kuasa hukum sebuah pesantren di Bogor, Jawa Barat, yang terancam dibubarkan paksa lantaran dituduh mengajarkan paham-paham terkait terorisme.
Secara tegas dia mengatakan, YLBHI membela apapun ideologi orang dengan berbasiskan hak asasi manusia.
Baca Juga: Hampir 5 Jam Dikepung, Peserta Kegiatan Seni di YLBHI Dievakuasi
"Setiap orang kan bebas berkumpul. Setiap orang bebas berfikir. Setiap orang bebas berpendapat. Siapapun yang tidak mendapatkan keadilan kami akan bela. Dan kami membela kebebasan berekspresi, apapun ideologinya," tutur Alghiffari.
Bukan cuma itu, YLBHI juga mengadvokasi kasus-kasus lainnya yang dinilai bertentangam dengan hak asasi manusia.
"Kami juga membela banyak kasus, misalnya kasus tanjung priok. Kasus pelarangan pakai jilbab. Kami juga menolak Perpppu Ormas," ujar Alghiffari.
Bahkan, dia menilai massa yang sejak Minggu sore hingga Senin (18/9/2017) dini hari melakukan unjuk rasa di depan YLBHI adalah kelompok yang juga sedang mereka bela. Hal inilah yang dia sayangkan.
"Kami minta juga ada ketegasan ataupun ada klarifikais dari banyak pihak bahwa sebenarnya acara yang di LBH itu bukan acara seperti yang dibayangkan oleh orang-orang di luar tersebut," tutur Alghiffari.
Baca Juga: Yang Bikin Ricuh di Gedung YLBHI Anggota Non FPI
Sekadar diketahui, kantor YLBHI sejak Minggu sore dikepung oleh massa karena acara "Asik-Asik Aksi" yang mereka selenggarakan diduga ada keterkaitan dengan PKI.
Hingga Senin (18/9/2017) dini hari aksi terus berlanjut dan berujung chaos. Massa melempari gedung YLBHI dengan batu dan meyerang aparat kepolisian yang sedang mengamankan aksi tersebut.
Sebelumnya, pihak kepolisian sudah meyakinkan massa aksi bahwa tak ada kegiatan terkait PKI di YLBHI. Namun massa aksi tidak percaya dan tambah beringas. Polisi lalu membalas dengan menyemprotkan ait ke aras massa dari mobil water canon dan melepaskan tembakan gas air mata. Massa pun berlarian menghindari balasan polisi.