Jokowi: Indonesia Tak Berdiam Diri terhadap Masalah Muslim

Siswanto Suara.Com
Minggu, 17 September 2017 | 16:11 WIB
Jokowi: Indonesia Tak Berdiam Diri terhadap Masalah Muslim
Presiden Joko Widodo berkurban sapi di Mesjid Agung Sukabumi. (suara.com/Erick Tanjung)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa bangsa Indonesia tidak pernah berdiam diri terhadap persoalan-persoalan umat Muslim di berbagai negara.

"Kita juga tidak pernah berdiam diri terhadap persoalan-persoalan yang terjadi umat Muslim yang terjadi di negara-negara Muslim, karena kita memegang teguh amanat konstitusi bahwa kita wajib memelihara ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial," katanya di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Minggu (17/9/2017).

"Karena memang faktanya sampai saat ini Palestina juga memang belum merdeka, Suriah, Irak, Yaman, Libya, masih dihantui perang dan konflik serta Afghanistan yang belum sepenuhnya pulih. Kita berkewajiban berkontribusi, ikut memberikan solusi mewujudkan perdamaian dunia, memberikan solusi untuk kepentingan umat Islam di dunia," Presiden menambahkan.

Presiden mencontohkan pada 2016 Indonesia membuka kedutaan besar kehormatan di Ramallah, Palestina, dan atas permintaan Presiden Palestina Mahmoud Abbas menggelar konferensi tingkat tinggi luar biasa mengenai Palestina Al-Quds Al-Sharif di Jakarta 2016.

"Ini orang banyak yang lupa, ini kegiatan-kegiatan kita sesama negara penduduk Muslim," katanya.

Di Afghanistan, ia menjelaskan Indonesia juga telah membangun Islamic Center untuk mendukung pendidikan anak-anak di negeri itu.

"Kita juga membangun masjid Indonesia di Kabul 2016. Sebentar lagi kita mengajak ulama-ulama Afghanistan ke Indonesia untuk saling belajar, saling sharing untuk membangun Islam yang rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam)," kata dia.

"Bulan Desember juga, Ibu Negara Rula Ghani, istri Presiden Afghanistan akan berkunjung ke Indonesia. InsyaAllah untuk membahas program perempuan dan anak," Presiden menambahkan.

Mengenai persoalan etnis Rohingya di Rakhine State, Myanmar, Presiden menegaskan bahwa kekerasan terhadap mereka harus segera dihentikan.

"Saya mengutus menteri luar negeri datang tidak sekali dua kali bertemu dengan Aung San Suu Kyi dan militer Myanmar agar kekerasan bisa dihentikan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI