Kementerian PUPR Bangun Tanggul untuk Atasi Rob di Semarang

Minggu, 17 September 2017 | 10:00 WIB
Kementerian PUPR Bangun Tanggul untuk Atasi Rob di Semarang
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, saat memberikan kuliah Umum kepada 2.700 mahasiswa baru, di Kampus Unissula Semarang, Kamis (14/9/2017). (Sumber: Kementerian PUPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Problem klasik yang selalu terjadi di Kota Semarang, Jawa Tengah, terutama di kawasan pinggiran, mulai dari Kaligawe sampai Genuk, adalah banjir rob atau masuknya air laut yang menggenangi daratan secara berkala, atau bahkan permanen. Hal ini mulai teratasi dengan dibangunnya beberapa tanggul di sekitar kawasan tersebut, termasuk di kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Semarang.

Untuk menangani banjir rob, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Ditjen Sumber Daya Air, mulai melakukan persiapan pengerjaan pengendalian banjir dan rob paket 2. Di dalam paket 2 ini, tanggul rob dan kolam retensi akan dibangun di sekitar Kampus Unissula.

"Selain itu, kita juga akan membangun tanggul penahan di Terminal Terboyo dan perbaikan alur Kali Tenggang," kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, saat memberikan kuliah umum kepada 2.700 mahasiswa baru, di Kampus Unissula, Semarang, Kamis (14/9/2017).

Kini, Kementerian PUPR tengah sedang membangun tanggul paket 1, yaitu polder Sringin, dengan tanggul dari Kali Tenggang ke Sringin sampai Kali Babon. Polder Sringin tersebut dilengkapi dengan pompa yang dapat memompa air rob kembali ke laut.

"Dengan kehadiran polder di wilayah utara Semarang, khususnya Terminal Terboyo dan Kawasan Kaligawe, maka kawasan ini akan terbebas banjir rob. Rencananya, pembangunan tanggul tersebut selesai pada akhir 2018," ujarnya.

Kota Semarang memiliki 5 polder untuk mengatasi banjir rob. Tahun lalu sudah dirampungkan polder Banger.

"Kehadiran polder Banger tersebut membuat kondisi Pelabuhan Semarang sampai Semarang Tengah sudah bebas banjir rob," jelasnya.

Kepada para mahasiswa, Menteri Basuki menyampaikan, untuk pembangunan infrastruktur diperlukan sumber daya manusia andal melalui program sertifikasi tenaga ahli dan terampil, demi memenuhi target 3 juta tenaga kerja bersertifikat 2019.

Menteri Basuki menyampaikan,  cara bekerja di Kementerian PUPR membangun infrastruktur harus dilakukan secara cepat.

"Ibarat musik rock and roll", tidak bisa bekerja hanya linier dengan irama musik pop atau dangdut. Bekerja selama 7 hari, yang dibagi dalam 3 shift per hari. Inilah solusinya, karena tanpa itu semua, kita tidak akan bisa melayani masyarakat dengan baik," ujarnya.

Kepada mahasiswa baru, Basuki berpesan, "Selamat belajar, belajar dan belajar. Smart is a must, but not sufficient. Artinya, pintar saja tidak cukup, karena saya yakin mahasiswa sekarang bagus kualitasnya, tetapi harus selalu dibekali dengan akhlak yang baik, yakni dimana keberadaan kita di tengah masyarakat mampu memberikan rasa aman, nyaman, dan manfaat," jelasnya.

Sementara itu, Rektor Unissula, Anis Malik Thoha, mengungkapkan apresiasinya atas program-program pemerintah yang fokus kepada pembangunan infrastruktur.

“Salah satunya yang dilakukan Kementerian PUPR, membangun infrastruktur untuk mengatasi masalah banjir Rob di Semarang. Di samping itu, pembangunan jalan tol yang membuat akses menuju Semarang atau sebaliknya lebih mudah. Pembangunan ini secara tidak langsung dirasakan manfaatnya oleh Unissula," tandasnya.

(** Artikel ini merupakan kerja sama Kementerian PUPR dan Suara.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI