Geger "Pil Zombie", Polda NTT Langsung Lakukan Ini

Ririn Indriani Suara.Com
Sabtu, 16 September 2017 | 07:27 WIB
Geger "Pil Zombie", Polda NTT Langsung Lakukan Ini
Ilustrasi obat. (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aparat kepolisian di jajaran Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan penyelidikan dalam upaya deteksi dini peredaran pil Paracetamol Caffein Carisoprodol (PCC) yang dijuluki sebagai "pil zombie".

Kepala Bidang Humas Polda NTT AKBP Jules Abraham Abast kepada Antara di Kupang, Sabtu (16/9/2017) mengaku sudah menerjunkan personel kepolisian memyisir semua daerah di provinsi seribu nusa itu untuk meneliti kemungkinan beredarnya obat yang diduga memiliki unsur adiktif itu.

Pemantauan dan penyisiran itu, kata dia, akan terus dilakukan secara regular melibatkan seluruh elemen masyarakat dan lintas sektoral seperti Badan Narkotika Daerah, BPOM, dinas kesehatan dan sejumlah elemen lainnya.

"Ini untuk mendeteksi sedini mungkin bilamana ada peredaran obat yang mengandung PCC," katanya.

Selain itu aparat juga melakukan pembinaan, serta penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya obat itu. Dengan demikian diharap akan ada upaya dan gerakan bersama masyarakat memeranginya secara bersama.

Dalam konteks kerja sama sinergi, mantan Kapolres Manggarai Barat itu berharap kerja sama lain dari masyarakat dengan bantuan informasi dan laporan kepada aparat berwenang jika menemukan dan atau kasus yabg diduga memiliki kaitan dengan obat-obatan terlarang, termasuk di dalamnya PPC itu.

"Harapannya agar masyarakat turut membantu menginformasikan dan melaporkan ke aparat kepolisian terdekat apabila menjumpai kasus serupa, termasuk peredarannya," katanya.

Sebagai institusi yang memiliki tugas khusus penegakan hukum, kata dia, pelaksanaan pemantauan, deteksi dini dan penyelidikan terkait peredaran obat terlarang ini selalu dilakukan bukan karena telah terjadi kasus yang menimpa sejumlah pemuda di Kendari.

"Ini sudah menjadi tugas wajib dan karenanya selalu kami lakukan rutin," katanya.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi NTT  Brigjen Pol M Nur melalui Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Enos Neparasi mengaku masih menanti hasil uji laboratorium narkotika BNN dan Pusat laboratorium Mabes Polri.

Meskipun begitu secara kelembagaan aksi sosialiasi bahaya narkoba dan obat-obatan terlarang terus dilakukan merangsak hingga ke sekolah-sekolah. "Bahkan dibentuk kelompok-kelompok pelajar dan mahasiswa sebagai bagian sosialiasi," katanya.

Sementara itu Kepala Badan Narkotika Kota Kupang M Sidik terpisah menyampaikan masih melakukan koordinasi dengan sejumlah lembaga lintas sektor untuk melihat kondisi dan gejala serta penyebarannya di daerah.

Meskipun begitu tindakan preventif sebagai langkah antispatif terus dilakukan dan berlaku secara regular.

Dia mengaku pil PCC merupakan jenis baru yang hingga saat ini masih dalam pengujian di laboratorium untuk memastikan jenis dan kandungannya.

Sidik berharap kerja sama semua pihak, termasuk masyarakat, untuk bisa menjadi pendamping bagi diri sendiri untuk menghindari diri dari segala bentuk penyalahgunaan. "Ini tanggung jawab bersama bebaskan generasi anak bangsa dari bahaya narkoba dan obat-obat terlarang lainnya," kata alumni Fakultas Hukum Universitas Katolik Widya Mandira Kupang itu. (Antara)

REKOMENDASI

TERKINI