Menaker: Pelatihan Vokasi Indonesia akan Tiru Singapura

Jum'at, 15 September 2017 | 15:21 WIB
Menaker: Pelatihan Vokasi Indonesia akan Tiru Singapura
Rombongan mengunjungi Akademi Maritim Singapura untuk melihat simulasi center, mesin kapal dan workshop vokasi yang menjadi unggulan, Singapura, Jumat (15/9/2017). (Sumber: Kemnaker)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam rangka mencari model pelatihan vokasi yang ideal, pemerintah terus menentukan konsep grand design Pelihan Vokasi Nasional. Salah satu upaya pengembangan dilakukan dengan belajar dari keberhasilan pelatihan vokasi negara lain.

Terkait hal itu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M Hanif Dhakiri mengajak Komite Pelatihan Vokasi Kementerian Ketenagakerjaan untuk mengunjungi Singapore Polytechnic International (SPI), Singapura. SPI adalah lembaga pelatihan vokasi yang mempunyai reputasi internasional.

"Jangan malu untuk belajar dari keberhasilan negara lain. Apa yang baik kita tiru, lalu kita sempurnakan. Kunjungan ke SPI ini dilakukan sebagai bagian dari pengembangan konsep grand design Pelatihan Vokasi Nasional, yang telah disusun Kemnaker," kata Menteri Hanif, Singapura, Jumat (15/9/2017).

Beberapa tahun sebelumnya, Kemnaker telah melakukan kerja sama dengan SPI. Kerja sama terkait manajemen balai latihan kerja, strategi planning, kurikulum , metoda pedagogi, pelatihan instruktur,  design thinking, dan akreditasi lembaga pelatihan.

Menurut Hanif, keberhasilan pelatihan dan pendidikan vokasi di Singapura terjadi karena didukung anggaran yang memadai, metode kurikulum yang sesuai kebutuhan industri, fasilitas peralatan canggih, instruktur yang berpengalaman, dan sertifikasi yang diakui internasional.

Pola tersebut nyaris sama dengan pola yang dikembangkan oleh sejumlah negara, yang juga mempunyai  pelatihan vokasi yang bagus seperti Jerman, Australia, Jepang, Austria, dan Korea Selatan.

Pelatihan vokasi di Indonesia, lanjut Menaker, terus menuju ke arah yang ideal, sebagaimana yang dilakukan negara-negara tersebut, seperti melibatkan pelaku industri dalam menyusun kurikulum dan instruktur. Upaya ini dimaksudkan agar apa yang diajarkan pada pelatihan vokasi 'nyambung' dengan kebutuhan pasar.

Perbaikan fasilitas pelatihan juga terus dilakukan. Kemnaker juga berharap adanya dukungan anggaran yang cukup untuk pengembangan pelatihan vokasi.  

"Kemnaker berkomitmen memperbaiki pelatihan vokasi untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing SDM Indonesia. Ini prioritas pemerintah, sesuai arahan Presiden Jokowi," kata Hanif.

Dalam kunjungan tersebut, Menaker didampingi Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktifitas Kemnaker, Bambang Satrio Lelono,  beberapa anggota tim komite pelatihan vokasional, antara lain Bob Azzam, Antonius J. Supit, Sari Sitalaksmi, Kun Wardhana A, Marifion, dan Sugeng Bahagijo. Hadir pula Dirut BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto.

Kedatangan menaker dan tim Komite pelatihan vokasi tersebut disambut oleh Soh Wai Wah, Principal dan CEO SPI, beserta jajarannya.

Soh Wai mengatakan, dengan senang hati pihaknya bekerja sama dengan Indonesia dalam mengembangkan vokasi. Menurutnya, kunci keberhasilan pelatihan vokasi adalah komitmem dari seluruh stakeholders, keterlibatan industri dalam menyusun kurikulum dan instruktur, peralatan yang modern, dan sertifiksi kompetensi.

"Dengan demikian, lulusan pelatihan vokasi sesuai dengan pasar kerja," ujarnya.

(** Artikel ini merupakan kerja sama Kemnaker dengan Suara.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI