Suara.com - Komplotan tiga sekawan yang merampok dan membunuh pasangan suami istri pemilik pabrik garmen, mengutarakan ucapan permintaan maaf kepada anak-anak dan seluruh keluarga korbannya.
Ketiga pelaku, yakni Sutarto, Ahmad Zulkifli, dan Engkos Kuswara, telah ditangkap polisi di Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (12/9/2017).
Perampokan dan pembunuhan itu terjadi di di Jalan Pengairan nomor 21, Bendungan Hilir Tanah Abang hari Minggu (10/9) lalu sekitar pukul 19.00 WIB. Mayat pasutri itu ditemukan di Purbalingga, Jawa Tengah, Senin (11/9).
Baca Juga: Menari Striptis dan Telanjang di Jalan, Perempuan Ini Bikin Geger
“Saya menyesal. Ya saya minta maaf yang sebesar-besarnya untuk kelakuan kami. Kami meminta maaf kepada anak-anak dan keluarga besar korban,” ujar Sutarto mewakili kedua rekan lainnya yang satu di antaranya—Zulkifli—sudah tewas ditembak polisi.
Sunarto mengakui perampokan dan pembunuhan itu karena mereka bertiga sudah gelap pikiran, marah karena terlanjur sakit hati.
Pasalnya, kata Sunarto, ia yang sudah bekerja kepada pasutri itu selama 30 tahun terakhit tak diberikan uang pesanon ketika pabrik garmen milik si bos di Tangerang tutup.
“Saya sudah bekerja dengan mereka selama 30 tahun. Bekerja di pabrik garmennya di Tangerang. Saya juga terkadang menjadi sopir di pabrik. Tapi, sebelum Idul Fitri 2017 pabriknya ditutup dan kami tak dapat uang pesangon,” tutur Sutarto seperti dilansir laman resmi Polri, Tribratanews, Kamis (14/9).
Selama bekerja dulu, kata Sunarto, ia mendapatkan gaji Rp600 ribu sampai Rp1 juta per pekan. Tapi, uang itu bukan hanya untuk dirinya, melainkan dibagi dua bersama rekan sekerjanya yang juga pelaku bernama Ahmad Zulkifli.
Baca Juga: 'Pil Zombie' yang Tewaskan Pelajar di Kendari Sering Dipakai PSK
“Gajinya memang dibagi dua. Tidak menentu juga dapatnya berapa. Kadang Rp800 ribu, terkadang Rp1 juta seminggu,” tukasnya.
Setelah pabik ditutup, pasutri itu hanya mengatakan berterima kasih kepada dua pegawai setianya, Sunarto dan Zulkifli. Mereka tak memberi uang pesangon.
“Saya sakit hati dan beberapa waktu terakhir terpikir untuk menagih. Saya mengajak Zul untuk pergi ke rumah mereka bersama, karena dia juga tak dapat pesangon. Tapi Zul ternyata memunyai pemikiran lain, untuk membalas sakit hati dia mengajak merampok,” terangnya.
Zul dan Sutarto juga mengajak mantan karyawan bernama Engkos Kuswara (33). Tidak seperti Zul dan Sutarto, Engkos belum terlalu lama menjadi pegawai, namun dia bersedia mengikuti ajakan Zul.
Nyatanya, tidak hanya merampok, ketiganya membunuh pasutri tersebut di rumah mereka di Jalan Pengairan nomor 21, Bendungan Hilir Tanah Abang hari Minggu (10/9/2017) lalu sekitar pukul 19.00 WIB.