KPAI Akan Dampingi Siswi SD yang Bohong Ngaku akan Diculik

Jum'at, 15 September 2017 | 12:28 WIB
KPAI Akan Dampingi Siswi SD yang Bohong Ngaku akan Diculik
Komisioner KPAI Retno Listyarti [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Komisi Perlindungan Anak Indonesia akan mendampingi PI (9), siswi Sekolah Dasar Negeri Tanjung Duren Selatan 01 Pagi, Jakarta Utara, yang berbohong dengan mengaku menjadi korban percobaan penculikan.

"Kemudian kita akan melakukan pendampingan karena kalau berdasarkan proses latar belakang keluarga (broken home) dan lain-lain, PI butuh bantuan psikologis, jadi kami akan lakukan pendampingan psikologi itu," ujar Komisioner KPAI Retno Lisyarti usai bertemu pimpinan SDN Tanjung Duren Selatan 01 Pagi, Jalan Tanjung Duren Dalam, GrogolPetamburan, Jumat (15/9/2017).

KPAI juga akan berkoordinasi dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak untuk memulihkan psikologis PI, terutama setelah dia jadi sorotan karena ketahuan berbohong.

"Semoga PI bisa melewati hidup karena dia kan korban orangtua yang bercerai dan tidak tinggal dengan ayah atau ibunya. Jadi sebagai orang dewasa kita butuh sudut pandang yang dewasa, berat lho menghadapi hidup seperti itu," kata dia.

Reno juga menekankan pentingnya pemberian konseling keluarga PI.  Retno menilai PI memiliki potensi yang baik jika diarahkan secara benar.

"Kalau perlu kita akan lakukan konseling keluarga agar beri pengasuhan yang benar. Karena anak kan ada kurang lebihnya, tapi kalau PI saya lihat sebenarnya punya banyak potensi dan hanya harus diarahkan. Jadi psikologinya akan ada program dulu, didampingi, arahnya memperbaiki masalah psikologis yang dihadapi. Semoga bisa secepatnya. Sekolah kooperatif bantu ini," tutur Retno.

Untuk penanganan dua siswi rekan PI yang ikut berbohong, KPAI akan berkoordinasi dengan pengelola sekolah agar diberi penyuluhan.

"Untuk dua anak ini, temannya PI kita akan kerjasama dengan komite sekolah apakah membutuhkan atau tidak, karena sebenarnya permasalahan dua ini yang satunya berbeda. Kami berencana tanya dulu kebutuhannya. Kalau butuh kami siap untuk konseling," kata dia. [Maidian Reviani]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI