Orang Tuanya Dibunuh, 1.000 Bocah Rohingya Mengungsi Sendirian

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 14 September 2017 | 11:35 WIB
Orang Tuanya Dibunuh, 1.000 Bocah Rohingya Mengungsi Sendirian
Seorang bocah Rohingya, Rakhine, Myanmar, mendekap adiknya yang masih bayi, sesaat setelah berhasil melarikan diri ke kamp pengungsian dekat Kota Teknaf, Bangladesh, Selasa (5/9/2017). [M ASAD/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sedikitnya seribu anak-anak komunitas Rohingya Myanmar mengungsi sendirian ke Bangladesh. Mereka berjalan kaki menelusuri jalan setapak tanpa ibu dan ayah.

Seperti dilansir Agence France-Press, Rbu (13/9/2017), ribuan anak-anak itu mengungkapkan hanya mengikuti orang-orang lain yang mengungsi melalui sungai dan hutan belantara untuk sampai ke daerah Bangladesh.

“Aku sering mendapat pertanyaan dari ibu-ibu di perjalanan, ‘di mana ibu dan ayahmu?’ Aku hanya menjawab tidak tahu di mana orang tuaku kini berada,” tutur Abdul Aziz—bukan nama sebenarnya—bocah Rohingya berusia 10 tahun.

Baca Juga: Ditangkap soal Sabu, Golkar: Ini Pelajaran untuk Indra J Piliang

Karena merasa senasib sepenanggungan sesama pelarian, tak jarang kaum ibu Rohingya merawat bocah-bocah sebatang kara tersebut.

“Ada seorang ibu yang mengatakan ‘aku akan merawatmu seperti anak sendiri. Ayo, mari, teruslah berjalan dengan kami’. Aku akhirnya ikut dengan mereka,” tutur Aziz.

Sementara bocah Rohingya lainnya, Ramziz—juga bukan nama sebenarnya—mengakui dirinya hanya mengikuti rombongan dewasa saat mengungsi setelah desa mereka dihancurkan militer Myanmar.

“Setelah desa kami hancur, aku melihat banyak orang menyeberangi sungai. Aku akhirnya mengikuti mereka. Aku tak tahu di mana orangtuaku,” ungkapnya.

Selama dalam perjalanan, Ramziz menuturkan dirinya bertahan hidup hanya dengan memakan dedaunan dan air.

Baca Juga: Orangtua Belum Diberitahu Rencana Polisi Bongkar Makam Debora

UNICEF, badan PBB untuk hak anak-anak, memprakirakan jumlah bocah-bocah sebatang kara Rohingya yang mengungsi akan terus bertambah.

Mereka mengkhawatirkan tumbuh kembang bocah-bocah tersebut. Sebab, tanpa ada orang tua yang mayoritas dibunuh militer Myanmar dan dalam situasi melarikan diri, besar kemungkinan mereka mengalami traumatik.

Untuk diketahui, sedikitnya 370 ribu komunitas Rohingya melarikan diri ke wilayah perbatasan Bangladesh, sejak Kamis (25/8). Mereka kabur untuk menghindari persekusi dari militer Myanmar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI