Suara.com - Sayeed Ali Husaini Khamenei, salah satu Marja Taqlid Islam mazhab Syiah sekaligus pemimpin tertinggi Republik Islam Iran, mengutuk Konselor Myanmar Aung San Suu Kyi yang bungkam dan tak menghentikan persekusi militer terhadap warga Rohingya.
Bahkan Sayedd Khamenei menyebut Suu Kyi sebagai ”perempuan kejam”.
”Kami ikut bersama negara-negara lain yang terus menekan pemerintah Myanmar agar militer mereka menghentikan persekusi terhadap Rohingya. Suu Kyi sebagai penerima Nobel Perdamaian seharusnya berlaku serupa, tapi ternyata dia perempuan kejam,” tegas Sayyed Khamenei, seperti diberitakan Press TV, Rabu (13/9/2017).
Ia mengatakan, Iran tak bakal mengerahkan kekuatan militer maupun paramiliter untuk membantu Rohingya melawan persekusi militer Myanmar. Ia juga berharap negara-negara lain melakukan hal serupa.
Baca Juga: Pembunuhan Sadis Pasutri, Polisi Tangkap Tiga Orang
Menurutnya, yang dibutuhkan Rohingya kekinian adalah bantuan kemanusiaan berupa barang-barang kebutuhan pokok serta kesehatan, dan keaktifan negara-negara lain melakukan tekanan diplomatis terhadap pemerintah Myanmar.
Ayatollah juga menyerukan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) harus menggelar pertemuan darurat untuk mebahas krisis kemanusiaan Rohingya.
”Iran, sebagai anggota OKI akan menginisiasi pertemuan darurat, sehingga persoalan Rohingya bisa segera terselesaikan,” tandasnya.
Sementara ketika Arab Saudi dan negara-negara Arab belum berpikir memberikan pertolongan kepada warga Rohingya, Tim Bulan Sabit Merah Iran sudah siap mengirimkan menyiapkan bala bantuan.
Iran telah memuat 40 ton beragam barang kebutuhan senilai USD100 ribu atau setara Rp1,3 miliar dalam satu pesawat terbang khusus sejak Jumat (8/9) pekan lalu.
Baca Juga: Pakai Seragam Sekolah, 6 Pemandu Karaoke Ditangkap Polisi
"Bala bantuan ini berupa makanan, paket darurat, alat-alat kesehatan dan kehidupan higienis sudah termuat dalam satu pesawat," kata Kepala Bulan Sabit Merah Iran, Morteza Salimi.