Lain halnya dengan pengalaman yang dialami Mohammad Raihan Rafisanjani. Pemuda berusia 18 tahun itu menceritakan kehidupannya yang terus-menerus dihantui ketakutan akan gempuran dari bom-bom yang dijatuhkan jet tempur pihak lawan.
"Kehidupan di sana tidak kondusif. Kadang, mungkin hari ini ga ada pesawat, tapi besoknya ada. Atau paginya tidak ada pesawat, sorenya ada terus di bom. Nggak bisa hidup aman seperti yang mereka janjikan," ujarnya.
"ISIS itu pembohong. Jangan percaya sama media mereka. Semoga ISIS tidak ada lagi. Islam itu harusnya damai. Jangan asal membunuh. Sesama Islam mereka bunuh. Tidak tahu siapa lawannya dibunuh. Selain mereka bukan Islam pokoknya," lanjut Raihan.
Baca Juga: Van der Mark: Tidak Ada yang Bisa Gantikan Rossi
Foto: Mohammad Raihan Rafisanjani, eks relawan ISIS asal Indonesia yang berhasil kabur dari Suriah. [YouTube@BNPT]
Di lain pihak, Difansa Rachmani menceritakan secara gamblang kenyataan pahitnya yang rupanya termakan bujuk rayu kelompok militan tersebut.
"Kebusukan semua di situ. Sadarkanlah mereka, bahwa Islam itu bukan teror," ujar perempuan berhijab kelahiran Tanjung Reded, Berau, Kalimantan Utara, 31 tahun yang lalu.
"Kami baru paham selama ini, dalam Islam itu nyawa manusia, siapapun dia itu sangat berharga, apalagi nyawa seorang muslim. Dan mereka anggap semua yang di luar ISIS kafir, hanya mereka yang muslim. Jadi kalau sudah begitu sulit, main asal bunuh aja," lanjutnya.
Difansa pun berharap tidak ada lagi WNI yang bergabung dengan ISIS. Dan dia pun yakin kelompok yang dipimpin Abu Bakr Al-Baghdadi kini tengah dalam masa kehancuran.
Baca Juga: Mau Beli Avanza Bekas Lebih Murah? Ini Prediksi Momen Terbaiknya
"Beratlah pokoknya di sana. Jadi orang-orang yang belum masuk sana. Bersyukurlah enggak masuk ke lubang buaya istilahnya, lubang penipuan semua di situ," ujarnya.