Suara.com - Ketua RT 11 RW 6, Bendungan Hilir Jakarta Pusat, Satyawan (51) mengikuti proses Olah Tempat Kejadian Perkara di kediaman pasangan suami istri Husni Zarkasih dan Zakiya Masrur yang dilakukan polisi pada Senin (11/9/2017) siang.
Satyawan menceritakan awal pertama kali putra sulung Husni, bernama Gilang mengetahui kejadian meninggal kedua orang tuannya tersebut, saat warga menjemput ke lokasi jualannya di Pasar Tanah Abang Blok A.
"Itu dengar kabar dia (Gilang) shock, nangis sampai menjerit-jerit. Sama polisi dan warga nggak boleh masuk dulu ke dalam rumah. Sekitar 30 menit sudah tenang, baru masuk ke dalam rumah," kata Satyawan, di Lokasi, Selasa (12/9/2017).
Menurut Satyawan saat melihat kondisi didalam rumah tidak terlihat seperti perampokan pada umumnya. Lantaran tidak ada perabotan rumah yang rusak atau pecah atau baju-baju di dalam kamar berantakan. Kondisi rumah dalam keadaan rapi.
"Pas masuk rumah nggak ada berantakan. Tapi ada bercak darah di dalam kamar mandi," ujar Satyawan.
Satyawan tidak mengetahui adanya barang-barang berharga yang hilang. Namun, Satyawan melihat sebuah brankas yang sudah terbuka di dalam kamar Husni.
"Itu brankas ada sudah terbuka (kamar korban). Tapi saya nggak tahu isinya apa. Soalnya saya lihat kaya gitu. Sudah terbuka," ujar Satyawan.
Sebelumnya Zakaria dan Zakiya yang jasadnya ditemukan terbungkus selimut di Sungai Klawing, Desa Palumbungan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Senin (11/9/2017) diduga merupakan korban perampokan.
Polisi kini juga telah membawa dua kamera Closed Circuit Television (CCTV) di dua rumah sekitar kediaman Pasutri, untuk mencari tahu mobil milik pasutri bermerek Toyota Altis berwarna Silver saat keluar rumah, Minggu (10/9/2017) malam sekitar pukul 19.49 WIB.