Suara.com - Halimah Yacob, dipastikan menjadi Presiden Singapura. Dia menjadi perempuan sekaligus orang Melayu pertama yang menjabat sebagai presiden di negeri Singa.
Kepastian mantan Juru Bicara Parlemen Singapura itu menjadi presiden, didapatkan setelah dua pesaingnya tidak mendapat sertifikat kelaikan dari departemen pemilihan umum setempat. Kedua pesaingnya itu ialah Mohamed Salleh Marican dan Farid Khan.
Perjalanan Halimah menjadi orang nomor satu di negara kota tersebut ternyata tidaklah mudah. Seperti dikutip dari Straits Times, Senin (11/9/2017), Halimah dilahirkan sebagai anak bungsu dari keluarga miskin pada 23 Agustus 1954.
Baca Juga: Penipuan Umrah Murah, Polisi Endus Keluarga Lain Bos First Travel
Tahun 1962, ayahnya meninggal dunia ketika Halimah baru berusia 8 tahun. Akhirnya, ia bersama sang ibu menjual nasi Padang di gerobak dorong wilayah Shenton Way.
Dia ditugaskan ibunya membersihkan meja, mencuci piring, dan melayani pembeli nasi Padang khas Sumatera Barat yang banyak digemari warga Singapura.
Akhir 1960-an, ia bersekolah di Singapore Chinese Girls School. Tahun 1970-an, ia melanjutkan sekolah di Tanjong Katong Girls School dan berkuliah di University of Singapore dan berhasil meraih gelar Sarjana Hukum.
Tahun 1978, ia bergabung dengan Kongres Nasional Serikat Pekerja (NTUC) sebagai petugas advokasi. Ia menghabiskan 30 tahun hidupnya sebagai aktivis sebelum diangkat menjadi wakil Sekretaris Jenderal NTUC.
Era 1980, Halimah dinikahi teman kuliah yang sudah menjadi pengusaha sukses di Singapura, yakni Mohamed Abdullah Alhabshee. Mereka dikarunai lima orang anak.
Baca Juga: Ditangkap! Pemilik Akun @Warga_Biasa Penghina Ibu Negara
Tahun 2001, Halimah memutuskan terjun ke dunia politik dan berhasil menjadi anggota parlemen. Karier politiknya ternyata berjalan gemilang. tahun 2011, ia menjadi Menteri Pembangunan Komunitas, Pemuda dan Olah raga.
Selang dua tahun, 2013, ia ditunjuk sebagai Juru Bicara Parlemen Singapura. Penunjukan itu juga bersejarah, karena Halimah menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan bergengsi di parlemen tersebut.
"Aku akan melakukan yang terbaik untuk melayani warga Sipangura. Selama ini saya juga bertekad seperti itu, terlepas ada pemilu atau tidak,” tutur Halimah, seperti dilansir Channel News Asia, setelah dipastikan menjadi presiden.
Hingga kekinian, pemerintah Singapura belum mengungkapkan apakah tetap menggelar pemilu dengan calon tunggal melawan kotak kosong, atau langsung menobatkan Halimah sebagai presiden baru.
Perempuan berusia 63 tahun itu akan menggantikan Presiden Tony Tan.