Suara.com - Pemimpin tertinggi umat Budhha Tibet, Dalai Lama, angkat bicara mengenai krisis kemanusiaan warga Rohingya di Myanmar.
Dalai Lama, yang juga peraih Nobel Perdamaian, mengatakan ikut bersedih hati setelah ribuan warga Rohingya melarikan diri ke perbatasan Bangladesh, setelah dipersekusi militer Myanmar.
"Orang-orang yang menganiaya sejumlah Muslim Rohingya, mereka harus mengingat Budhha," tutur Dalai Lama kepada jurnalis, Jumat (8/9) seperti dilansir Telegraph, Senin (11/9/2017).
Baca Juga: Kisah Miris Bayi Debora dan Kemarahan Ibunya
Ia mengatakan, Buddha tak pernah mengajarkan untuk melakukan kekerasan. Bahkan, kekerasan merupakan aksi tercela dalam keyakinan beragam mazhab Buddha.
"Dalam kasus Rohingya, aku yakin Buddha bakal bersama saudara Muslim kita. Aku merasakan hal itu dan kesedihan Rohingya," tuturnya.
Pernyataan Dalai Lama ini, menambah panjang deretan nama tokoh penerima Nobel Perdamaian yang mengecam aksi persekusi Rohingya dan sikap diam Konselor Myanmar Aung San Suu Kyi.
Sebelum Dalai Lama, dua penerima Nobel lainnya, Malala Yousafzai dan Desmond Tutu turut mengecam militer Myanmar serta Suu Kyi.
Bahkan, Desmond mengutuk sikap diam Suu Kyi terhadap aksi persekusi tersebut.
Baca Juga: Kasus Saracen, Ibu Rumah Tangga di Kompleks Polri Ditangkap
"Jika sikap diam (persekusi Rohingya) adalah harga yang harus kau (Suu Kyi) bayarkan demi mencapai puncak kekuasaan di Myanmar, maka harganya terlampau mahal," kecam Desmond.