"Saya bilang kok jadi saya kehilangan anak ya. Kalau saya ke sini kan mau mengobati anak. Saya tanya kenapa kondisinya jadi memburuk. Saya tanya kenapa ya, tadi bilang sudah mulai membaik tapi nggak 100 persen atau belum stabil," katanya.
Manajemen menjelaskan Debora meninggal karena tidak segera dirawat di ruang PICU.
"Saya kesal anak saya meninggal karena nggak masuk PICU. Saya bilang kalian jahat ya, terus dia bilang minta maaf, karena dia cuma karyawan di sana," kata dia.
Kemarahan orangtua Debora tak sampai di situ saja. Mereka kecewa berat dengan layanan petugas ketika mereka hendak membawa jenazah pulang.
Baca Juga: Kisah Miris Bayi Debora dan Kemarahan Ibunya
"Ada suster gayanya agak cuek masuk ruangan. 'Dia bilang ini gimana ya. Kalau bawa jenazah itu pakai ambulance, minimal pakai mobil yang tertutup'," kata Henny.
"Saya bilang lu mau ngomong prosedur sama saya? Saya bilang selamatkan dulu anak saya. Dia bilang kalau ada razia RS tersebut yang kena. Saya langsung bilang saya yang tanggung jawab, dia langsung bilang terserah," Hanny menambahkan.
Dala konferensi pers di Dinas Kesehatan, manajemen Rumah Sakit Mitra Keluarga membantah tidak melayani perawatan bayi Debora.
Direktur Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres Fransisca Dewi menegaskan petugas telah memberikan penanganan medis sesuai prosedur.
"Soal pelayanan emergensinya, kami sudah sampaikan secara detail kepada dinas kesehatan, bahwa tidak demikian (menolak merawat Debora)," kata Fransisca.
Baca Juga: RS Mitra Keluarga Kalideres Ngaku Tak Tahu Debora Peserta BPJS