Komentari Kematian Bayi Debora, Menteri PPA: Akan Koordinasi

Senin, 11 September 2017 | 15:59 WIB
Komentari Kematian Bayi Debora,  Menteri PPA: Akan Koordinasi
Orangtua bayi Tiara Debora Simanjorang (4 bulan), Rudianto Simanjorang dan Henny Silalahi, mengadu ke Ketua KPAI Seto Mulyadi [suara.com/Bowo Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Malam tidur agak nyenyak. Tapi ada keringat, mau saya ganti alas bantal, kayaknya sesak. Nggak pakai mikir langsung saya pergi ke RS Mitra Keluarga Kalideres karena paling dekat dengan rumah," kata Henny.

"Seorang ibu punya feeling kepada anaknya. Tujuan menyelamatkan anak. Mereka (pihak RS) berikan pertolongan pertama kasih oksigen, penyedotan dahak. Saya tidak bilang dokter melakukan pembiaran," Henny menambahkan.

Debora kemudian dibawa ke RS Mitra Keluarga. Dia disarankan untuk segera masuk ke ruang PICU karena memiliki gangguan pernafasan.

"Saya bilang silakan mana yang terbaik. Selanjutnya pihak rumah sakit menanyakan pakai asuransi atau tunai," kata dia.

Baca Juga: Kisah Miris Bayi Debora dan Kemarahan Ibunya

Rudianto menjelaskan anaknya pakai BPJS Kesehatan. Pihak rumah sakit mengatakan Mitra Keluarga Kalideres belum kerjasama dengan BPJS.

Rudianto disarankan untuk pergi ke rumah sakit yang memiliki kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Rudianto mengikuti saran tersebut. Tak lama kemudian dia kembali lagi ke Mitra Keluarga karena semua rumah sakit yang bermitra dengan BPJS penuh.

Rudianto datang ke bagian administrasi. Dia diberitahu biaya penanganan anaknya Rp19,8 juta, belum termasuk ruang rawat per hari Rp900 ribu.

"Saya bilang nggak masalah, tapi yang penting anak saya masuk ruang PICU dulu," kata Rudianto.

Ketika itu, kata dia, Debora belum bisa langsung masuk PICU karena orangtua belum membayar uang muka Rp11 juta. Ternyata Rudianto ketinggalan dompet, dia pun cepat-cepat pulang untuk mengambilnya.

Baca Juga: RS Mitra Keluarga Kalideres Ngaku Tak Tahu Debora Peserta BPJS

Sekitar 30 menit kemudian, Rudianto kembali dan mampir ke mesin ATM untuk mengambil uang Rp5 juta. Buru-buru dia ke ruang administrasi. Tetapi ternyata uang tersebut belum cukup untuk uang muka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI