ARSA, Pemberontak Bersenjata Rohingya Minta Gencatan Senjata

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 11 September 2017 | 11:55 WIB
ARSA, Pemberontak Bersenjata Rohingya Minta Gencatan Senjata
Abu Ammar Junoni, komandan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA), dalam video yang dipublikasikan kelompoknya pada 15 Agustus 2017. [bidik layar YouTube]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gerilyawan Arakan Rohingya Salavation Army (ARSA), menyiarkan pengumuman gencatan senjata dengan militer Myanmar yang berlaku hingga satu bulan ke depan.

ARSA, seperti diberitakan Al Jazeera, Minggu (10/9/2017), mengumumkan gencatan senjata itu agar warga-warga sipil komunitas Rohingya di Rakhine bisa mendapatkan bantuan dari lembaga-lembaga internasional.

“Gencatan senjata ini mulai berlaku sejak Minggu (10/9). Kami meminta lembaga-lembaga kemanusiaan bisa membantu warga Rohingya, baik yang Muslim maupun non-Muslim,” demikian kata juru bicara ARSA dalam maklumat tersebut.

ARSA, dalam maklumat itu, juga meminta militer Myanmar juga mengeluarkan pernyataan gencatan senjata selama sembilan bulan ke depan.

Gerilyawan ARSA merupakan kelompok yang  menyerang 20 pos polisi Myanmar pada Kamis (25/8). Setelah  insureksi itu, militer Myanmar menggelar operasi militer di Rakhine atas nama pemberantasan kaum teroris.

Hingga kekinian, sedikitnya 300 ribu Rohingya menyelamatkan diri dari operasi militer ke daerah perbatasan Myanmar-Bangladesh. Sementara 30 ribu warga sipil non-Muslim di Rakhine telah dievakuasi pemerintah untuk menghindari bentrokan sektarian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI