Kurangi TKI Sektor Domestik, Tahir Foundation Bantu Pemerintah

Jum'at, 08 September 2017 | 16:30 WIB
Kurangi TKI Sektor Domestik, Tahir Foundation Bantu Pemerintah
Menaker M. Hanif Dhakiri menyaksikan penyerahan bantuan Rp 1,5 miliar dari Dato' Sri Taher kepada 12 TKI bermasalah dari Yordania, di kantor Kemnaker, Jakarta, Kamis (7/9/17). (Sumber: Kemnaker)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Chairman Grup Mayapada, Dato' Sri Tahir, berkomitmen membantu pemerintah untuk meningkatkan kompetensi pekerja migran Indonesia. Komitmen tersebut disampaikannya kepada Menteri Ketenagakerjaan, M. Hanif Dhakiri, saat memberikan santunan kepada 12 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Kamis (7/9/2017) malam.

"Kita susah mengaku sebagai negara besar, jika masih mengirim TKI sebagai pembantu rumah tangga. Kala bekerja di luar negeri, jadilah pekerja yang profesional," kata Tahir.

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah harus meningkatkan skill calon TKI. Memang tidak mudah, namun bisa dimulai dengan (membuka)  beberapa jurusan dulu di Balai Latihan Kerja (BLK) khusus untuk calon TKI.

"Saya siap membantu pemerintah," ujarnya menandaskan.

Tahir yang juga dikenal seorang filantropis ini sedikit menjelaskan rencana dukungannya. Menurutnya, pemerintah menentukan beberapa  BLK yang sudah ada untuk membuka pelatihan khusus bagi TKI.  Lalu pihaknya, melalui Tahir Foundation, menyediakan tenaga pengajar, sarana pelatihan dan pendanaan.

Cara ini diharapkan mampu membantu menyediakan calon TKI yang memiliku keahlian.

Mendengar tawaran tersebut, Menaker, Hanif Dhakiri menyambut baik. Pihaknya akan segera mempersiapkan BLK yang segera bisa menjalankan program tersebut.

"Khususnya BLK yang dekat dengan daerah kantong TKI," ujarnya.

Menaker berpesan, apapun jurusan keahlian yang akan dibuka harus menyertakan dua hal penting, yaitu pelatihan bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris, dan pelatihan soft skill.

Kedua hal itulah yang menjadi kelemahan sebagian TKI dibandingkan pekerja migran dari negara lain. Kalau soal ketekunan kerja dan loyalitas, TKI tak perlu diragukan.

Dijelaskan pula bahwa pemerintah terus mengupayakan peningkatan penempatan TKI profesional, bukan pekerja sektor domestik. Penempatan TKI sektor rumah tangga di 19 negara Timur Tengah misalnya, sudah dihentikan sejak beberapa tahun lalu.

"Jadi yang dijual bukan orangnya, tapi kompetensi pekerjaannya," tegas Menteri Hanif.

Kehadiran Tahir ke kantor Kemnaker dalam rangka menyerahkan bantuan US$ 111.000 bagi 12 TKI yang bekerja di Yordania, namun gajinya tidak dibayarkan oleh majikan. Mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

(** Artikel ini merupakan kerja sama Kemnaker dengan Suara.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI