Kisah Korban Rokok, Kehilangan Suara dan Kini Hanya Bisa Nulis

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 08 September 2017 | 15:00 WIB
Kisah Korban Rokok, Kehilangan Suara dan Kini Hanya Bisa Nulis
Zainal korban rokok [suara.com/Dinda Shabrina]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Zainal dulu perokok berat. Sehari, dia bisa menghabiskan tiga sampai empat bungkus rokok. Hampir semua merek rokok pernah ia coba. Mulai dari kretek sampai rokok putih.

Zainal menyadari menghisap rokok sebenarnya tidak benar-benar memberikan ketenangan hidup seperti yang ia percaya selama ini.

“Ketenangan dan rasa nyaman yang diberikan oleh rokok hanya bersifat sementara. Semua itu hanya pelarian kita. Jika ingin tahu bagaimana lari dari kejenuhan, berdzikirlah,” kata Zainal.

Sebelum kehilangan pita suara, Zainal aktif menyelenggarakan pengajian di rumahnya. Ia juga aktif mengajar keagamaan.

“Saya di sini buka kajian. Karena kajian di sini tidak dipungut biaya, maka para ikhwan (jamaah lelaki) sering membawakan saya rokok. Nah tiap kajian itulah saya dapat rokok banyak sekali,” kata Zainal. Ketika menceritakan itu, dia bisa tertawa.

Setelah memiliki keterbatasan cara berkomunikasi, Zainal menghentikan pengajian di rumahnya.

“Sekarang kan saya sudah tidak bisa bicara seperti dulu lagi. Saya hanya bisa menjelaskan pada jemaah yang datang lewat tulisan seperti ini. Tidak maskimal memang. Tapi ya saya juga tidak bisa menolak mereka jika ingin bertanya kepada saya,” katanya.

Kini, dia punya kesibukan yaitu menekuni dunia tulis menulis.

Ia menunjukkan salah satu kisahnya dalam bentuk tulisan kepada Suara.com yang diunggah melalui aplikasi blog berbasis cryp to currency.

Pengalaman hidup Zainal menjadi korban rokok yang ditulis itu mendapatkan respon baik publik. [Dinda Shabrina]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI