Suara.com - Menteri Keuangan Amerika Serikat Steve Mnuchin, Rabu (7/9/2017), mengatakan Washington akan menjatuhkan sanksi pada setiap negara yang melakukan hubungan perdagangan dengan Korea Utara.
Menurt Mnuchin, jika Perserikatan Bangsa Bangsa tidak memberikan sanksi tambahan kepada Korea Utara terkait uji coba nuklir, dia telah memiliki perintah eksekutif yang siap untuk diajukan pada Presiden Donald Trump guna menjatuhkan sanksi kepada negara mana pun yang melakukan perdagangan dengan Pyongyang.
"Saya sudah menyiapkan sebuah perintah eksekutif, siap untuk diajukan kepada presiden. Perintah itu akan memberi wewenang kepada saya untuk menghentikan perdagangan dan untuk memberikan sanksi kepada siapa pun yang melakukan perdagangan dengan Korea Utara. Presiden akan mempertimbangkan itu pada saat yang tepat setelah dia memberikan waktu bagi Perserikatan Bangsa Bangsa untuk bertindak," kata Mnuchin kepada wartawan dalam sebuah penerbangan kembali ke Washington dari Dakota Utara, tempat Trump memberi pidato mengenai reformasi pajak.
Baca Juga: Demi Perdamaian Dunia, Cina akan Tekan Korut dengan Hal Ini
Pada pekan lalu, Korea Utara melakukan uji coba nuklir yang memicu kecaman dunia internasional.
Menurut kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, pengembangan bom hidrogen itu dilakukan di tengah peningkatan ketegangan wilayah menyusul dua uji peluru kendali antar benua (ICBM) Pyongyang pada Juli, yang dapat terbang hingga sekitar 10.000 kilometer dan diperkirakan menjangkau beberapa bagian dari daratan utama Amerika Serikat.
Di bawah kepemimpinan generasi ketiga, Kim Jong-un, Korea Utara berusaha mengembangkan perangkat nuklir kecil dan ringan, yang sesuai dengan peluru kendali balistik jarak jauh tanpa mempengaruhi jangkauannya, sehingga mampu bertahan setelah kembali memasuki atmosfer Bumi.
Korea Utara, yang mengembangkan kegiatan nuklir dan peluru kendalinya meskipun bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB dan menyebabkannya dikenai beberapa sanksi, "baru-baru ini berhasil" membuat kemajuan dalam pengembangan bom hidrogen yang akan dimuat dalam ICBM, menurut laporan KCNA.
"Bom-H, yang kekuatan peledaknya dapat disesuaikan dari puluhan kilo ton hingga ratusan kilo ton, merupakan senjata termonuklir bersifat multifungsi dengan kekuatan perusak yang hebat, meskipun diledakkan bahkan di tempat yang tinggi untuk serangan EMP (Electromagnetic Pulse) super kuat guna menyerang sesuai dengan tujuan strategis," kata KCNA.
Baca Juga: Nuklir Korut Terbaru, 8 Kali Lebih Kuat dari Bom Hiroshima
Kim Dong-yub, seorang ahli militer di Institut Studi Timur Jauh pada Universitas Kyungnam, Seoul, merasa skeptis.