FPI akan Jihad ke Myanmar, Akbar: Saya Pikir Tak Perlu

Kamis, 07 September 2017 | 19:24 WIB
FPI akan Jihad ke Myanmar, Akbar: Saya Pikir Tak Perlu
Mantan Ketua Umum Partai Golkar sekaligus mantan Ketua DPR RI Akbar Tanjung. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golongan Karya Akbar Tanjung menilai Front Pembela Islam tidak perlu mengirimkan laskar untuk jihad ke Myanmar.

"Untuk datang ke sana langsung saya pikir tidak perlu," kata Akbar di Hotel Sultan, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Kamis (7/9/2017).

Menurut Akbar solidaritas terhadap etnis Rohingya yang menjadi korban konflik dapat ditempuh dengan berbagai cara, membantu dengan mengirimkan bahan makanan, misalnya.

"Ada berbagai macam kita mengekspresikan sikap solidaritas. Sekarang kita merespon berkaitan dengan kemanusiaan Ikut membantu kesulitan mereka. Kita bantu kesulitan segi apa ? makanan, kesehatan, kebutuhan sehari - hari. Itu bisa dilakukan dengan memobilisasi memberikan dukungan untuk itu," ujar Akbar.

Akbar mengatakan biarlah penciptaan perdamaian di Myanmar menjadi tanggungjawab pemerintah. Saat ini, pemerintah Indonesia sudah mengirimkan utusan untuk membantu membangun perdamaian di negara tersebut.

"Ya, nggak perlu (laskar ke Myanmar). Kita percayakan sepenuhnya kepada pemerintah kepada negara. Dampaknya akan lebih di apresiasi," ujar Akbar.

Akbar mengapresiasi langkah pemerintah turut terlibat menangani krisis kemanusiaan yang dialami etnis Rohingya.

"Kita semua tentunya prihatin atas kejadian yang dialami oleh masyarakat Rohingya. Karena itu kita berikan dukungan penuh terhadap langkah - langkah pemerintah yang betul - betul mengambil inisiatif memperlihatkan kepekaan kita terhadap kesulitan yang dihadapi oleh rakyat Rohingya yang bersifat kemanusiaan," kata Akbar.

Akbar mengatakan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi sebelum berangkat ke Myanmar, terlebih dahulu bertemu dengan para tokoh masyarakat maupun tokoh agama untuk mendapatkan masukan dalam mengatasi permasalahan etnis Rohingya.

"Waktu itu saya juga diminta untuk memberikan masukan dan pendapat. Tokoh - tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Langkah yang diambil bu menteri patut kita berikan apresiasi. Memperlihatkan negara Indonesia ini betul - betul menghormati nilai - nilai kemanusiaan," ujar Akbar.

Akbar berharap pertemuan Menteri Luar Negeri Retno dan pemerintah Myanmar dapat menghentikan semua tindakan kekerasan.

"Kami menghendaki warga Rohingya betul - betul dilakukan sebagai manusia. Jangan tidak dianggap sebagai manusia," ujar Akbar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI