Orang Pertama di Rumah Singgah
Dina adalah orang pertama yang menetap di Rumah Singgah pada 2012. Ketika itu cuma ada tiga pasien yang tinggal.
"Kita yang paling pertama, dulu cuma ada tiga pasien. Waktu 2012, saya berobat anak saya, dan saya 2017 kesini lagi untuk suami saya berobat," kata Dina.
Nantinya suami Dina akan dilakukan tindakan MRI untuk mengecek kondisi saraf. MRI atau Magnetic Resonance Imaging, CT Scan atau Rontgen adalah alat pemindai yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh. Alat tersebut digunakan untuk memeriksa dan menghasilkan gambar organ, jaringan dan sistem rangka tubuh secara jelas, tujuanya adalah membantu spesialis kesehatan atau dokter melakukan diagnosis berbagai kondisi.
"Satu tahun nggak kesini. Jadi disuruh MRI ulang mau dibedain. Apa ada perkembangan, jadi dijadwal kan 18 September," ucapnya.
Rumah singgah milik Pemkab Bangka Tengah sudah berdiri tahun 2012. Rumah tersebut terdiri dari dua lantai. Rumah ini bisa menampung 18 pasien. Warga yang mondok di sana umumnya berasal Kepulauan Bangka Belitung.
Rumah singgah ini mempunyai peralatan penunjang sehari-hari cukup lengkap. Mulai dari kipas angin sampai lemari pendingin dan fasilitas dapur. Selain itu ada uga ambulans untuk antar jemput pasien.
Jumlah pasien di Rumah Singgah saat ini berjumlah 11 orang, tiga di antaranya anak-anak. Ketiga anak yaitu Desi Cahramadani atau Ica (6) yang mengidap kanker Neuroblastoma, Syakira (6 bulan ) yang lahir tanpa bola mata (Anopthalmia) dan kelainan tujuh organ tubuh lainnya, serta Hendri Gunawan (12) yang mengidap gagal ginjal.