"Untuk menjadi juara, tidak cukup hanya memiliki bakat, melainkan membutuhkan kerja keras dan dukungan sejumlah pihak agar kelak menjadi juara," ujar juara All England tahun 1993 dan 1994 yang memiliki julukan "smash 100 watt" tersebut.
Langkah PB Djarum menyeleksi usia 11 tahun, kata dia, merupakan salah satu upaya membina bibit muda di bidang bulutangkis sejak usia dini, sehingga saat usia tertentu diharapkan bisa menjadi juara.
Ia mengapresiasi orang tua peserta audisi yang bersedia mendampingi putra-putri mereka untuk berjuang meraih beasiswa bulutangkis PB Djarum.
"Bagi peserta yang belum berhasil, jangan patah semangat karena masa depan mereka masih panjang dan peluang menjadi yang terbaik masih besar," ujarnya.
Baca Juga: Bukan Rossi, Inilah Rival Utama di Pikiran Marquez Saat Ini
Pemerintah daerah, khususnya Dinas Pendidikan disarankan untuk membuat kompetisi di bidang olahraga bulutangkis sehingga semakin menarik minat generasi muda menekuni olahraga tersebut.
Saat ini, lanjut dia, tantangan generasi muda sangat berat, karena banyak permainan modern yang berpotensi membuat mereka kurang fokus dan daya juangnya lemah.
"Era sebelumnya, saat para legenda bulutangkis ditempa menjadi atlet berprestasi, memang mendapatkan dukungan semua pihak, termasuk di lingkungan sekolah dan selalu banyak pihak yang memotivasi untuk menjadi yang terbaik," ujarnya. [Antara]