Di antara peserta demonstrasi membela etnis Rohingya di depan Kedutaan Besar, Jalan H. Agus Salim, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2017), ada Sam Aliano (43).
Sam Aliano dulu warga negara Turki dan sudah menjadi warga negara Indonesia. Dia ikut aksi solidaritas untuk mendukung etnis Rohingya yang menjadi korban konflik di Rakhine.
Sam Aliano berdiri membawa poster bertuliskan: Stop Myanmar Kill Our Brother.
Sam Aliano meminta pemerintah Myanmar menerima warga etnis Rohingya, seperti Indonesia menerima dirinya.
"Pemerintah Myanmar mengakui warga etnis Rohingya. Saya sebagai warga negara asing saya hanya beberapa tahun bisa untuk jadi WNI. Saya bandingkan diri saya sebagai warga negara asing, hanya beberapa tahun jadi WNI, tapi disana yang sudah tinggal ratusan tahun, tapi nggak diakui, kita lihat itu tidak ada keadilan, masa mereka nggak dikasih password. Jadi saya bangga jadi WNI," ujar Sam Aliano kepada Suara.com.
Sam Aliano meminta pemerintah Myanmar membuka dialog dengan etnis Rohingya.
Selain itu, Myanmar juga diminta menangani pengungsi Rohingnya yang sekarang terlunta-lunta.
Menurut Sam Aliano jika permasalahan yang dialami etnis Rohingnya tak ditangani serius, akan pecah konflik lebih besar.
"Apabila tidak selesai masalah ini, bisa jadi masalah dan konflik besar dan kewajiban pemerintah segera usir duta besar Myanmar itu jalan terakhir," kata pria yang menjadi WNI sejak 2007.
Sam Aliano dulu warga negara Turki dan sudah menjadi warga negara Indonesia. Dia ikut aksi solidaritas untuk mendukung etnis Rohingya yang menjadi korban konflik di Rakhine.
Sam Aliano berdiri membawa poster bertuliskan: Stop Myanmar Kill Our Brother.
Sam Aliano meminta pemerintah Myanmar menerima warga etnis Rohingya, seperti Indonesia menerima dirinya.
"Pemerintah Myanmar mengakui warga etnis Rohingya. Saya sebagai warga negara asing saya hanya beberapa tahun bisa untuk jadi WNI. Saya bandingkan diri saya sebagai warga negara asing, hanya beberapa tahun jadi WNI, tapi disana yang sudah tinggal ratusan tahun, tapi nggak diakui, kita lihat itu tidak ada keadilan, masa mereka nggak dikasih password. Jadi saya bangga jadi WNI," ujar Sam Aliano kepada Suara.com.
Sam Aliano meminta pemerintah Myanmar membuka dialog dengan etnis Rohingya.
Selain itu, Myanmar juga diminta menangani pengungsi Rohingnya yang sekarang terlunta-lunta.
Menurut Sam Aliano jika permasalahan yang dialami etnis Rohingnya tak ditangani serius, akan pecah konflik lebih besar.
"Apabila tidak selesai masalah ini, bisa jadi masalah dan konflik besar dan kewajiban pemerintah segera usir duta besar Myanmar itu jalan terakhir," kata pria yang menjadi WNI sejak 2007.