Pemilihan Brasil Jadi Tuan Rumah Olimpiade Diduga karena Menyuap

Rizki Nurmansyah
Pemilihan Brasil Jadi Tuan Rumah Olimpiade Diduga karena Menyuap
Ilustrasi logo Olimpiade 2016 Rio de Janeiro [Shutterstock]

Kejaksaan menduga praktik serupa juga dilakukan untuk Piala Dunia 2014.

Masih terkait dalam operasi penyelidikan, seorang hakim federal memerintahkan penyitaan paspor Nuzman, yang diduga menyuap Lamine Diack, mantan ketua Federasi Atletik Dunia (IAAF) untuk memberi suara dalam pemilihan tuan rumah Olimpade 2016.

Kepolisian Brasil dalam penyelidikan yang dimulai sebulan lalu, bekerja sama dengan pihak berwenang Prancis.

Di Paris, jaksa mengatakan hasil penyelidikan mengungkapkan ada skema korupsi yang mengarah kepada Papa Massata Diack, anak dari Lamine Diack, yang pernah menjadi anggota IOC dan kini ditahan di Paris.

Papa Massata Diack, kepada Reuters di Senegal, mengatakan ia siap untuk membuktikan dirinya tidak bersalah kepada investigator Prancis jika datang ke negara Afrika Barat itu.

Baca Juga: MAKI: MA Harus Membuka Diri Terhadap Pengawasan KY Demi Cegah Hakim Terima Suap

"Mereka tidak punya bukti. Mereka hanya ingin membenarkan mengapa mereka menahan ayah saya di Paris," katanya.

Rio de Janeiro memenangi hak sebagai tuan rumah Olimpiade 2016 melalui pemilihan di Copenhagen, Denmark, pada 2009, setelah kota wisata di Brasil itu mengalahkan Chicago, Tokyo dan Madrid.

Rio kalah dalam pemungutan suara putaran pertama dari Madrid, namun bangkit pada putaran ketiga dengan keunggulan 66-32 suara.

Kemenangan tersebut disambut dengan suka cita oleh para pejabat dan masyarakat Brasil.

Jaksa menuduh adanya persekongkolan yang dipimpin Cabral untuk memberi uang suap sebesar 2 juta dolar kepada Lamine Diack agar mempengaruhi anggota IOC lainnya dari Afrika agar memberi suaranya untuk Rio de Janeiro, sementara Nuzman bertugas menjadi perantara kedua belah pihak.

Baca Juga: Siapa Marcella Santoso? Tersangka Kasus Suap Rp60 M, Eks Pengacara Harvey Moeis

Surat kabar Prancis Le Monde pertama kali melaporkan Maret lalu mengenai adanya pembayaran kepada keluarga Diack tiga hari sebelum voting IOC untuk memilih tuan rumah Olimpiade 2016.