Suara.com - Investigator Brasil menyatakan politisi sekaligus Ketua Olimpiade 2016 terlibat mengatur suap senilai 2 juta dolar AS (sekitar Rp26,6 miliar) agar Rio de Janeiro terpilih sebagai tuan rumah Olimpiade 2016 meskipun memiliki persyaratan terburuk untuk menggelar pesta olahraga sejagat itu.
Kepolisian Rio de Janeiro menggeledah rumah ketua Komite Olimpiade Brasil Carlos Arthur Nuzman, setelah jaksa menuduhnya berkonspirasi dengan mantan gubernur negara bagian Sergio Cabral, yang sudah didakwa secara terpisah dalam kasus korupsi, untuk membeli Olimpide itu.
Pengacara Nuzman, Sergio Mazzillo mengatakan kliennya tidak bersalah.
Olimpiade Rio de Janerio, yang merupakan Olimpiade pertama di Amerika Selatan, kini dirundung masalah kasus gratifikasi. Hampir setiap proyek infrastruktur yang terkait dengan Olimpiade di Brasil kini dalam penyelidikan.
Baca Juga: Perempuan Berjilbab Jadi Pebulutangkis? Apa Kata PB Djarum
Jaksa menuduh perusahaan-perusahaan kontraktor utama telah menyuap para politisi dan pejabat lainnya untuk memenangi kontrak bernilai jutaan dolar.
Jaksa Fabiana Schneider mengatakan dalam konferensi pers, Selasa (5/9/2017), hal yang menyolok terkait kemenangan Rio de Janeiro adalah bahwa kota itu menang meskipun sebagai kandidat terburuk dibanding kandidat lainnya saat pemilihan di IOC delapan tahun lalu.
"Olimpiade digunakan sebagai "trampolin" besar untuk korupsi," kata Schneider seraya menambahkan bahwa miliaran dolar dibelanjakan untuk proyek-proyek konstruksi.
Sebagian besar proyek infrastruktur itu dikerjakan oleh perusahaan yang kini dalam penyelidikan polisi.
Perusahaan-perusahaan itu mengakui telah membayar uang suap dalam jumlah besar kepada politisi dan mantan pejabat di perusahaan pemerintah agar dapat memenangi kontrak.
Baca Juga: Peraih Medali Emas SEA Games akan Diangkat Jadi PNS
Kejaksaan menduga praktik serupa juga dilakukan untuk Piala Dunia 2014, di mana Brasil bertindak sebagai tuan rumah.