Suara.com - Bakal Calon Wakil Gubernur Jawa Barat dari Golkar, Dedi Mulyadi memastikan koalisi partainya dengan PDI Perjuangan untuk Pemilihan Kepala Daerah serentak Jawa Barat 2018 belum resmi. Sebab belum ada perjanjian atau MoU antar 2 partai itu.
Bupati Purwakarta itu menjelaskan koalisi Golkar-PDIP masih dalam penjajakan. Komunikasi politik antar kedua partai masih dilakukan, termasuk menentukan bakal calon wakil gubernur pendamping Dedi.
"Tergantung mitra koalisi Golkar. Kalau dengan PDIP, serahkan sepenuhnya dengan PDIP siapa wakilnya. Kami tidak boleh mengintervensi urusan parpol lain," kata Ketua DPD Golkar.
"Belum resmi, karena belum ada MoU. Tapi proses komunikasi politik, rapat bersama, dan membangun koalisi untuk pilkada serentak Jawa Barat sudah ada," tambah Dedi saat ditemui suara.com di Kantornya di Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (6/9/2017) kemarin.
Baca Juga: Golkar Belum Tentu Usung Dedi Mulyadi di Pilkada Jabar
Pilkada Jawa Barat akan memperebutkan suara sebanyak 31 juta pemilih se-Jawa Barat. Sejauh ini ada 3 cakal calon gubernur di sana, Ridwan Kamil, Dedi Mizwar dan Dedi sendiri. Ridwan Kamil sudah dipastikan didukung Partai Nasdem dan Dedi Mizwar didukung PKS.
Khusus tentang pencalonan Dedi, koalisi yang hampir merapat ke dia adalah Hanura dan PAN. Namun, sama seperti PDIP, kedua partai itu belum resmi dukung Dedi.
Di DPRD Jawa Barat, Golkar, PDIP dan Hanura jika digabung mempunyai 40 kursi. Dedi menilai jumlah kursi di parlemen itu cukup untuk melanggengkan programnya sebagai Gubernur Jawa Barat kelak.
"Kalau menyatu (PDIP-Golkar) akan mepengaruhi psikologi pemilih Jawa Barat," jelas dia.
Wawancara lengkap suara.com dengan Dedi Mulyadi akan ditayangkan pada Senin (11/9/2017) dalam kanal wawancara khusus.
Baca Juga: PKB Karawang Siap Dukung Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar