Intoleran 'Tunggangi' Rohingya, Pendekar NU Jaga Candi Borobudur

Reza Gunadha
Intoleran 'Tunggangi' Rohingya, Pendekar NU Jaga Candi Borobudur
Matahari pagi terlihat di antara stupa-stupa Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah (Shutterstock).

"Provokasi dengan rencana demonstrasi di Candi Borobudur, Magelang, itu salah arah."

Ia menjelaskan, kawasan ring satu hingga tiga di Borobudur dipastikan steril dari aksi jika benar digelar.

Kepolisian, lanjut dia, juga akan mengupayakan agar Borobudur tetap dibuka untuk wisatawan.

"Kami akan koordinasikan dengan pengelola dulu," katanya.

Ia menegaskan, belum ada pengajuan izin berkaitan dengan aksi pengerahan masa ke Borobudur.

Baca Juga: Drama Laut Andaman: Mengungkap Sindikat Perdagangan Manusia Rohingya di Aceh

"Belum ada pengajuan izin dan tidak akan kami izinkan," tegasnya.

Sikap tegas Condro tersebut ternyata merupakan perintah dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Sang jenderal memerintahkan kepala Polda Jateng untuk melarang aksi massa di Candi Borobudur.

"Aksi di Candi Borobudur dilarang, saya sudah perintahkan kapolda Jateng jangan diizinkan, jangan menerima surat pemberitahuan," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa.

Tito mengingatkan Candi Borobudur merupakan obyek vital dan kawasan yang dilindungi.

"Karena ini obyek vital, tempat turis internasional, warisan dunia. Ini tidak lagi milik Indonesia, tapi warisan dunia, jadi harus dijaga kelestarian budayanya," terangnya.

Baca Juga: Di Balik Jeruji Truk: Kisah Pilu Pengungsi Rohingya yang Ditolak di Aceh

Kapolri juga mengimbau masyarakat jernih memandang kasus kekerasan yang menimpa warga Rohingya. Kapolri mengatakan permasalahan tersebut merupakan tragedi kemanusiaan, bukan konflik antar agama.