Sudah satu tahun, Lusi (50) dan anaknya, Hendri Gunawan (12), mondok di rumah singgah milik Pemerintah Bangka Tengah yang terletak di Jalan Percetakan Negara II, Gang DPS, nomor 7, RT 13, RW 6, Johar Baru, Jakarta Pusat. Lusi mendampingi Hendri yang gagal ginjal dan menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Lusi mengungkapkan pertolongan terhadap Hendri yang bisa diusahakan sekarang hanyalah cuci darah rutin di rumah sakit. Menurut Lusi anaknya hanya bisa sembuh kalau mendapatkan ginjal baru.
"Namanya gagal ginjal satu-satunya pencangkokan, kalau nggak cuci darah, tapi harus rutin tiap hari. Nggak ada penyembuhan kecuali ada pencangkokan bisa normal kembali. Itu pun pencakokan belum tentu berhasil bisa juga beberapa bulan (baru normal)," kata Lusi dengan raut wajah sedih ketika ditemui Suara.com, Selasa (5/9/2017).
Ketika Suara.com menemui Hendri, secara fisik dia terlihat sehat dan beraktivitas seperti anak-anak normal.
"Sekarang rawat jalan, karena dia kan masih pakai cairan," kata Lusi.
Lusi mengatakan Hendri gagal ginjal sejak 2015. Awalnya, Hendri mengeluhkan sakit pinggang. Ketika itu, dia langsung dibawa ke rumah sakit, sampai akhirnya dirujuk ke RSCM pada Mei 2016.
Tinggal di rumah singgah
Lusi bersyukur bisa tinggal di rumah singgah. Dia ingat sebelum ini, dia mesti ngontrak. Dia harus mengeluarkan lebih banyak uang, belum lagi untuk menebus obat-obatan.
"Dulu sempat ngekos, karena belum tahu ada rumah singgah, baru tahu pasien RSCM juga yang satu kampung," kata dia.
"Di sini fasilitas sudah ada, tinggal gas ini sangat membantu kita di sini untuk tinggal," Lusi menambahkan.
Tinggal di rumah singgah dia tidak perlu membayar sewa. Tetapi dia tetap mengeluarkan uang untuk makan dan ongkos pengobatan sendiri.
"Kehidupan sehari-hari kaya makan, ongkos ke RS kan sendiri. Kadang dapat bantuan kaya dapat beras, uang tapi nggak rutin dapatnya," tuturnya.
Lusi beruntung ikut BPJS Kesehatan sehingga biaya berobat Hendri gratis.
"Kalau berobat pakai BPJS gratis, tapi kalau obatnya di RSCM habis, terpaksa beli sendiri. Susunya yang Nutrisol juga beli sendiri," kata dia.
Wanita asli Bangka ini berharap ada warga yang berbaik hati mendonorkan ginjal kepada Hendri.
"Harapannya ada orang yang baik yang mendonor ginjalnya. Hanya saya berdoa semoga ada yang punya hati nurani untuk donor ginjal," kata dia
Lusi mengungkapkan pertolongan terhadap Hendri yang bisa diusahakan sekarang hanyalah cuci darah rutin di rumah sakit. Menurut Lusi anaknya hanya bisa sembuh kalau mendapatkan ginjal baru.
"Namanya gagal ginjal satu-satunya pencangkokan, kalau nggak cuci darah, tapi harus rutin tiap hari. Nggak ada penyembuhan kecuali ada pencangkokan bisa normal kembali. Itu pun pencakokan belum tentu berhasil bisa juga beberapa bulan (baru normal)," kata Lusi dengan raut wajah sedih ketika ditemui Suara.com, Selasa (5/9/2017).
Ketika Suara.com menemui Hendri, secara fisik dia terlihat sehat dan beraktivitas seperti anak-anak normal.
"Sekarang rawat jalan, karena dia kan masih pakai cairan," kata Lusi.
Lusi mengatakan Hendri gagal ginjal sejak 2015. Awalnya, Hendri mengeluhkan sakit pinggang. Ketika itu, dia langsung dibawa ke rumah sakit, sampai akhirnya dirujuk ke RSCM pada Mei 2016.
Tinggal di rumah singgah
Lusi bersyukur bisa tinggal di rumah singgah. Dia ingat sebelum ini, dia mesti ngontrak. Dia harus mengeluarkan lebih banyak uang, belum lagi untuk menebus obat-obatan.
"Dulu sempat ngekos, karena belum tahu ada rumah singgah, baru tahu pasien RSCM juga yang satu kampung," kata dia.
"Di sini fasilitas sudah ada, tinggal gas ini sangat membantu kita di sini untuk tinggal," Lusi menambahkan.
Tinggal di rumah singgah dia tidak perlu membayar sewa. Tetapi dia tetap mengeluarkan uang untuk makan dan ongkos pengobatan sendiri.
"Kehidupan sehari-hari kaya makan, ongkos ke RS kan sendiri. Kadang dapat bantuan kaya dapat beras, uang tapi nggak rutin dapatnya," tuturnya.
Lusi beruntung ikut BPJS Kesehatan sehingga biaya berobat Hendri gratis.
"Kalau berobat pakai BPJS gratis, tapi kalau obatnya di RSCM habis, terpaksa beli sendiri. Susunya yang Nutrisol juga beli sendiri," kata dia.
Wanita asli Bangka ini berharap ada warga yang berbaik hati mendonorkan ginjal kepada Hendri.
"Harapannya ada orang yang baik yang mendonor ginjalnya. Hanya saya berdoa semoga ada yang punya hati nurani untuk donor ginjal," kata dia