Suara.com - Istri aktivis hak asasi manusia Munir, Suciwati, sudah tidak percaya kepada Presiden Joko Widodo dalam memperjuangkan hak asasi manusia.
"Saya sudah tidak percaya. Tiga tahun menjabat belum melakukan apa pun untuk urusan hak asasi manusia. Bagaimana saya bisa percaya untuk periode berikutnya?" kata Suciwati dengan nada geram di acara diskusi publik bertema Munir, Demokrasi dan Perlindungan Pembela HAM yang berlangsung di Auditorium Yustinus Atma Jaya, Jakarta, Selasa (5/9/2017).
Apalagi dengan partai politik, Suciwati sama sekali sudah tidak percaya. Menurutnya janji partai untuk menyuarakan kesejahteraan dan keadilan hanyalah slogan. Menurut dia ideologi partai hanya untuk menggapai puncak kekuasaan.
Sebenarnya, Suciwati menaruh harapan besar kepada mahasiswa untuk menjadi penyambung lidah masyarakat. Tapi, perkembangan di dunia kemahasiswaan belakangan ini membuatnya kecewa.
"Saya rindu dengan suara mahasiswa. Kemana mereka sekarang? Apakah hanya sibuk mengejar SKS? Sumpah saya rindu anak muda itu. Kamu Pancasilais? Ayo kita bersama mengimplementasikan apa yang kita yakini. Saya sangat berharap pada anak muda. Saya sudah tidak mau lagi berharap pada pemerintah yang memalukan menjijikkan," kata Suciwati.
Suciwati dan para aktivis yang tergabung dalam Omah Munir tidak akan pernah patah semangat untuk mencari keadilan, salah satu caranya aksi kamisan di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, kemudian menyelenggarakan ruang diskusi publik serta membuat modul-modul mengenai HAM di sekolah.
"Kami tidak pernah menyerah. Meskipun saya heran, apakah masyarakat sipil saat ini telah terbius kesederhanaan Jokowi. Tapi buat saya sebagai seorang Presiden yang memiliki kekuasaan, powerfull, dengan kesederhanaan itu harus ada ketegasan dan merealisasikan apa yang pernah dijanjikannya," ujarnya.
Suciwati berharap anak muda, terutama mahasiswa, membangkitkan kembali semangat perjuangan membela HAM. [Dinda Shabrina]