Kisah Haru Itmam, Bayi yang Mengidap Penyakit Begitu Kompleks

Siswanto Suara.Com
Senin, 04 September 2017 | 14:00 WIB
Kisah Haru Itmam, Bayi yang Mengidap Penyakit Begitu Kompleks
Bayi Itmam Mumtaz Asysyabany [suara.com/Maidian Reviani]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Suara Itmam Mumtaz Asysyabany terdengar ramai dari dalam kamar. Bocah berusia dua tahun itu terlihat antusias sekali.

Itmam tinggal di rumah kontrakan dua lantai di Jalan Menteng Jaya, nomor 1, RT 15, RW 1, Menteng, Jakarta Pusat.

Tak ada yang menyangka, anak manis dan periang itu mengidap penyakit yang kompleks. Ketika Suara.com mengunjunginya, Itmam ngoceh-ngoceh sambil bermain selayaknya anak seusianya.

Ibunda Itmam, Ifayuni (25), menyempatkan diri untuk menerima Suara.com di lantai dua.

“Itmam seperti ini karena memang kelainan dari proses pembentukan dari rahim udah nggak sempurna,” kata Ifayuni memulai cerita.

Ifayuni mengatakan saat Itmam lahir, sekujur tubuhnya berwarna biru.

Ifayuni baru menyadari kelainan pada darah dagingnya seminggu kemudian. Soalnya, ketika itu dia masih minim pengetahuan tentang kesehatan anak.

Dia shock ketika dokter anak menjelaskan banyak sekali masalah kesehatan yang dialami Itmam.

Pertama, Itmam didiagnosa mengidap Tetralogi Fallot. TOF merupakan penyakit jantung bawaan tipe sianotik. Masalah ini membuat Itmam kesulitan bernafas, kemudian kulit dan bibir membiru.

Kedua, Hidronefrosis kanan. Hal ini disebabkan karena sejak bayi Itmam selalu mengonsumsi obat-obatan sehingga ginjal kanannya bengkak.

Ketiga, Papil Atrofi. Akibat kelainan genetik dan jantung bawaan membuat oksigen ke otak Itmam kurang sehingga suplai untuk saraf matanya memucat. Efeknya membuat kedua mata Itmam tidak dapat merespon dan tidak berfungsi.

Kelima, Mikrosefali yaitu gangguan sistem saraf yang menyebabkan bentuk kepala Itmam tidak berkembang sebagaimana mestinya.

Keenam, Virus Cytomegalovirus. Ifayuni dianggap memiliki virus tersebut sehingga Itmam terkena saat masih di dalam rahim.

Ketujuh, Global Developmental Delay yaitu keterlambatan sensorik dan motorik Itmam sehingga walaupun usianya sudah dua tahun, dia masih belum bisa tengkurap ataupun berjalan.

Kedelapan, yaitu kelainan genetik pada kaki kanannya, sehingga membuat kaki kanan Itmam seperti bengkok.

Penyakit lainnya yaitu paru-paru. Itmam sering flu dan batuk. Kemudian, tulang lehernya juga tidak tumbuh secara normal sehingga membuat Itmam lebih sering berbaring di atas tempat tidur.

Gangguan lainnya yaitu Petekie, yaitu munculnya bintik-bintik di kaki Itmam akibat fungsi trombosit yang tidak baik.

Untuk mengantispasi Itmam tersedak saat minum susu dan target minumnya terpenuhi, hidung Itmam harus dipasang selang berukuran 30 sentimeter yang langsung masuk ke lambungnya. Sehingga saat Itmam tertidur pun, susu masih bisa masuk lewat selang yang sudah dipasang.

Pengobatan di RSCM

Itmam merupakan anak kedua dari pasangan Ifayuni dan Eka Rosandi (26). Kakak Itmam bernama Evan sudah lama meninggal dunia.

Ifayuni dan Eko tak mau tinggal diam. Mereka berpikir keras mencari jalan keluar untuk mencari pengobatan. Mereka melakukan berbagai upaya untuk mengumpulkan uang demi Itmam.

Sampai akhirnya, warga Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, itu, memutuskan berangkat ke Jakarta untuk berobat ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Tindakan pertama yang sudah dilakukan yaitu operasi untuk memisahkan darah kotor dan darah bersih pada tubuh Itmam. Ifayuni mengatakan tindakan itu untuk emmbuat anaknya tetap hidup.

Pengobatan-pengobatan untuk organ lain belum bisa dilakukan dokter karena kondisi jantung Itmam belum mendukung, ditambah lagi Itmam yang sering flu dan batuk.

Agustus kemarin, genap setahun sudah Itmam berobat di RSCM. Rencananya, jika kondisi Itmam mendukung, September ini akan dilakukan tindakan katerisasi. (Maidian Reviani)

REKOMENDASI

TERKINI