Suara.com - Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat menduga ada motif lain terkait tawuran warga di Jalan Kampung Rawa Selatan Buntu, Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, pada Hari Raya Idul Adha, Jumat (1/9/2017), sekitar pukul 16.00 WIB.
"Saya selalu mencurigai ya, tawuran ini modusnya bukan sekedar tawuran. Tapi ada provokasi entah dari siapa," ujar Djarot di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2017).
Djarot mengungkapkan tawuran yang terjadi di kawaaan itu dulunya sering dimasuki bandar narkoba. Barang haram tersebut, kata dia, masuk ke perkampungan setelah ada tawaran warga. Ia berharap hal tersebut tidak lagi terjadi.
"(Contohnya) saya sudah beberapa kali ke jalan Tambak. Mereka cerita, dulu kan selalu ya Tambak sama Manggarai (tawuran). Mereka bilang begitu ada tawuran, barang (narkoba) masuk. Ini sedang dikaji apa akar persoalannya," kata Djarot.
Baca Juga: Tolong Korban Tawuran Tertancap Senjata, Malah Disiram Air Keras
Meski begitu, Djarot menjawab apabila akar permasalahannya tidak ada Ruang Publik Terpadu Ramah Anak atau Ruang Terbuka Hijau. Ia menerangkaan, pemerimtah Jakarta tengah gencar-gencarnya membangun RPTRA di pemukiman padat penduduk.
"Makanya RPTRA akan kita bikin di lingkungan yang padat penduduknya supaya mereka bisa beraktivitas. Johar baru memang dari dulu, beberapa sudah menurun ini mulai kambuh lagi," kata dia.
Menurut Djarot mengantisipasi tawuran warga dengan cara menutup jalan kurang tepat. Pemerintah dan pihak kepolisian beserta warga harus duduk bersama dan mencari akar permasalahannya selama ini.
"Saya khawatir akar permasalahannya salah satunya masuknya narkoba. Saya minta tokoh masyarakat setempat untuk tetap menjaga lingkungan, supaya jangan sampai kita lengah lalu narkoba masuk," kata Djarot.
Baca Juga: Tawuran Warga di Garut, Satu Orang Terbacok