Suhu Benny: Mazhab Umat Buddha Myanmar dan Indonesia Beda

Minggu, 03 September 2017 | 18:43 WIB
Suhu Benny: Mazhab Umat Buddha Myanmar dan Indonesia Beda
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (tengah) didampingi Anggota Dewan Syuro PKB Abdul Ghofur (kedua kiri) menggelar dialog keagamaan, di Jakarta, Minggu (3/9). Dialog itu antara lain membahas krisis etnis Rohingya di Myanmar. [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Pemuka agama Budsha, Suhu Benny, mengklarifikasi ‎tuduhan yang menyebutkan bhiksu terlibat dalam aksi kekerasan terhadap masyarakat Rohingya, Myanmar. Suhu Benny menegaskan seorang bhiksu yang melakukan intimidasi atau kekerasan secara otomatis akan gugur sebagai bhiksu.

"Mungkin ada yang mau plesetin, ada Bikkhu (Bhiksu) yang begini-begini. Di sini saya sampaikan secara Kebhikkuan ada seorang Bikkhu ikut campur urusan yang seperti begini, pembunuhan, pengusiran, itu kebikkhuannya otomatis gugur. Yang dalam ayat disebut Garuka Kamma (perbuatan buruk atau jahat yang berat), Kebikkhuannya gugur," kata Suhu Benny dalam konferensi pers di Wihara Dharma Bhakti (Cin Te Yen) Jalan Kemenangan, nomor 3, Glodok, Jakarta Barat, Minggu (3/9/2017).

‎Lebih jauh, Suhu Benny menjelaskan perbedaan mazhab umat Buddha di Myanmar dengan mazhab di Indonesia berbeda, meskipun aqidah tetap sama.

"Mazhab kita (Buddha) yang ada di Indonesia nggak ada hubungannya dengan mazhab ‎di Myanmar. Walaupun secara mazhab tidak sama, secara akidah kebikkhuannya sama, kalau itu sama dan dilakukan (kekerasan) otomatis gugur secara kebikkhuan," kata dia.

Dia menekankan persaudaraan bikkhu internasional menyatakan jika bhiksu terlibat kekerasan maka secara otomatis kebhiksuannya gugur. Menjadi bhiksu tidak mudah, haruslah orang yang bebas dari perilaku buruk.

"‎Sangha Buddhist Concern juga pernah keluarkan statement bahwa kebikkhuan orang tersebut gugur karena melanggar akidah. Seorang bisa menjadi bikkhu melalui proses upacara umpasa bada. Kammi berbeda mazhab, tapi akarnya sama," tutur dia.

Para bhiksu dan umat Buddha Indonesia prihatin atas kekerasan dan pembunuhan terhadap masyarakat muslim Rohingya. Ia sedih karena pembantaian tersebut terjadi di negara yang mayoritas masyarakatnya memeluk Buddha.

"Oleh karena itu, masalah di Myanmar itu kita bangsa Indonesia, saya pribadi, rekan-rekan bhiksu bukan hanya prihatin, tapi menangis, kok bisa terjadi begini di dalam negara yang mayoritas Buddhis," kata Suhu Benny.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI