Satu foto yang disebar Simsek itu menggambarkan mayat-mayat bergelimpangan, dan diklaim merupakan warga Rohingya.
Namun, foto itu lantas dibantah oleh warganet dari Myanmar. Mereka memberikan bukti bahwa foto-foto yang diunggah Simsek adalah korban meninggal setelah diterpa bencana Topan Nargis pada Mei 2008.
Foto lain yang diunggah Simsek adalah seorang perempuan menangisi mayat laki-laki yang diikat di pohon.
"Namun, berdasarkan penelusuran BBC, foto itu ternyata terjadi di Aceh, Indonesia, tahun 2003. Foto itu dipotret oleh fotografer Reuters," tulis BBC dalam artikelnya.
Baca Juga: Berburu Rohingya, Kebencian Agama atau Perampasan Lahan?
Sementara foto ketiga yang diunggah Simsek memperlihatkan seorang balita menangis di samping ibunya yang sudah meninggal. Dalam penelusuran BBC, foto itu sebenarnya terjadi di Ruwanda, Juli 1994.
"Foto itu dijepret fotografer Sipa, Albert Facelly. Foto itu menang dalam World Press Award," demikian penjelasan BBC.
Selain foto-foto seperti yang diunggah Simsek, terdapat banyak gambar lain di media sosial dan diklaim terjadi di Rakhine.
Misalnya, foto yang menggambarkan sekelompok laki-laki memegang senjata laras panjang dalam posisi membidik musuh. Foto itu dibubuhi keterangan bahwa warga Muslim Rohingya tengah berlatih untuk membunuhi warga Buddhis Myanmar.
Baca Juga: Setara: Indonesia Harus Pelopori Invervensi Kemanusiaan Rohingya
Ternyata, foto tersebut adalah pejuang-pejuang kemerdekaan Bangladesh dalam perang patriotik tahun 1971.