Presiden Palestina: Semoga Idul Adha 2018, Yerusalem Sudah Bebas

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 01 September 2017 | 19:30 WIB
Presiden Palestina: Semoga Idul Adha 2018, Yerusalem Sudah Bebas
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas (tengah), saat menghadiri Misa Natal di Gereja Saint Catherine di Bethlehem, Tepi Barat, Minggu (25/12/2016). [Musa Al Shaer/AFP Pool/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyuarakan harapannya dalam perayaan Iduladha 1438H, Jumat (1/9/2017). Ia berharap, perayaan Iduladha tahun 2018, bisa dirayakan di kota Yerusalem yang sudah dibebaskan dari pendudukan Israel.

“Selamat Iduladha untuk bangsa Arab dan Muslim seluruh dunia. Saya berharap, Iduladha 1439H tahun depan, bisa dirayakan di Al Quds Al Sharif (Yerusalem) yang sudah terbebaskan. Saya juga berharap, seluruh saudara kita yang berada dalam penjara sudah dibebaskan,” tutur Abbas, seusai salat Id.

Seusai memberikan pernyataan pers, seperti diberitakan Anadolu Agency, Abbas berziarah ke makam mantan Presiden Palestina dan ikon perlawanan Yasser Arafat.

Baca Juga: Masjid Istiqlal Ubah Sistem Pembagian Daging Kurban, Warga Kecele

Sementara di Jalur Barat kota Hebron, ribuan warga Muslim Palestina menggelar salat Id di Masjid Ibrahimi yang dibuka militer Israel khusus untuk merayakan Iduladha.

Sementara juru bicara parlemen Palestina Ahmed Bahar di Jalur Gaza, menyatakan harapannya agar Iduladha bisa menjadi momen rekonsiliasi nasional antardua faksi yang berseteru, Fatah dan Hamas.

”Rekonsiliasi adalah suatu keharusan bagi Palestina. Rekonsiliasi itu syarat terpenting agar Palestina bisa meraih hak-haknya dan memenangkan seluruh proyek perlawanan,” tegasnya.

Hamas yang berhaluan Islamis dan Fatah sebagai kubu Nasionalis—dua faksi besar perlawanan Palestina—terlibat perseteruan sejak tahun 2007. Ketika itu, Hamas merebut kontrol Jalur Gaza dan tak mau mengakui kepemimpinan otoritas Palestina yang dikuasai Fatah.

Tahun 2014, Hamas dan Fatah bersepakat untuk menjajaki pertemuan perdamaian dan menyatukan pemerintahan.

Baca Juga: Konvoi Presiden Trump Nyaris Ditabrak Sedan dari Semak Belukar

Keduanya sepakat membangun pemerintah persatuan yang berdomisili di Ramallah. Namun, kedua faksi itu belum bisa bersatu mengenai agenda politik lantaran perbedaan ideologi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI