Cinta yang Redup Perempuan Yazidi Usai Perbudakan ISIS

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 01 September 2017 | 17:45 WIB
Cinta yang Redup Perempuan Yazidi Usai Perbudakan ISIS
Kaum Yazidi di Irak menyalakan api di luar Kuil Lalish, Dohuk, 430 kilometer dari Baghdad, untuk merayakan Tahun Baru Yazidi, 18 April 2017. [SAFIN HAMED/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Selama tiga tahun terakhir, distrik Sinjar dikuasai banyak faksi militer secara bergantian. Tahun 2014, Sinjar dikuasai oleh Partai Pekerja Kurdi (PKK) yang berhaluan Marxis-Leninis-Maois dan menjadi musuh bebuyutan pemerintah Turki.

Setahun selanjutnya, 2015, tentara pemerintah Kurdi Irak yang tenar disebut "Peshmerga" ganti mengontrol Sinjar.

Setelah ISIS benar-benar terusir, PKK beserta sayap militernya berkukuh tak mau melepaskan kontrolnya terhadap Sinjar. Tak pelak, mereka harus berhadap-hadapan dengan Peshmerga. Lagi-lagi, kaum Yazidi belum bisa mendapatkan kepastian masa depan di daerah tempat komunitasnya hidup sejak berabad-abad lalu.

"Kami hanya ingin pergi ke sesuatu tempat yang aman," tutur Mehbed, perempuan Yazidi berusia 57 tahun, sembari meninabobokkan cucunya di dalam rumah semi-permanen di perbukitan Kurdistan Irak.

Baca Juga: Sulaiman Meninggal Dunia saat Sujud Salat Idul Adha

Sang suami, Barakat, memberanikan diri memulai bercocok tanam tomat dan mentimun di dekat rumah tersebut. Mayat-mayat gerombolan ISIS masih tampak tergeletak di rumah tetangga mereka, sebab lokasi kuburan massal di dekatnya sudah terlampau penuh.

"Seluruh desa ini sudah hilang untuk selamanya," tutur Barakat.

***

Leila, di tengah kegamangannya mengenai masa depan, masih bisa menuturkan kebingungannya terhadap negara-negara koalisi anti-ISIS.

Perempuan itu menyimpan banyak pertanyaan perihal kenapa negara-negara koalisi tersebut lebih mementingkan merebut kembali tanah-tanah dari ISIS ketimbang menolong warga sipil seperti Yazidi.

Baca Juga: Kambing Kurban di Gombengsari Didandani dan Dikafani

"Terkadang aku sangat sakit ketika menonton televisi. Aku melihat berita tentang militer berhasil mengambilalih daerah dari ISIS. Tapi, di balik itu semua, ada ribuan Yazidi masih mendekam di balik terungku," sesalnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI