Suara.com - Perayaan Iduladha 1438 Hijriah di Kecamatan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banguwangi, Jawa Timur, tergolong unik karena berbalut tradisi.
Hewan kurban di daerah tersebut, tidak hanya dibersihkan dan dimandikan sebelum disembelih, tapi juga diselamati atau didoakan, dirias, hingga dikafani.
Seperti dilansir Times Indonesia, Jumat (1/9/2017), sejumlah kambing kurban di daerah tersebut dimandikan dan dikafani, sehari sebelum Iduladha, yakni Kamis (31/8). Selanjutnya, warga pemilik kambing kurban itu menggelar kenduri.
Baca Juga: Sama-Sama Rayakan Kurban, Presiden Israel-Palestina Ucap Selamat
Itulah yang dilakukan Mustofa, yang mengundang tetangganya menghadiri selamatan kambing kurbannya, sebelum ia serahkan kepada Tamir Masjid Al Iman RT2/RW3, Lingkungan Gombengsari.
Setelah selamatan, Mustofa menyerahkan kambing kurban itu lengkap dengan sejumlah perlengkapan yang disebut ‘Peras’. Perlengkapan itu berisi bumbu masak, gula, kopi, beras, minyak, hingga sumbu lampu teplok. Tak hanya itu, ‘Peras’ juga berisi sisir, bedak, dan selembar kain kafan untuk dipakaikan ke kambing.
"Ini adat dari orang tua dulu, syarat penyerahan kambing kurban disertai bumbu dan pelengkap memasak daging kurban," kata Ustaz Suwandi, yang turut mengikuti selamatan keluarga Mustofa.
Ia menjelaskan, setelah salat Id, warga akan menyisir bulu, membedaki, dan memakaikan kain kafan kepada kambing tersebut.
"Hewan kurban ini di akhirat akan menjadi tunggangan kita. Kita tentunya ingin memiliki tunggangan yang bagus, bersih dan mewah, maka kami perindah penampilan kambing kurban, " kata Suwandi menjelaskan filosofi tradisi tersebut.
Baca Juga: Tiga Tahun Selepas Aylan Kurdi Rebah di Pantai
Untuk diketahui, Masjid Al Iman, Gombengsari, tidak membentuk panitia kurban. Penyembelihan hewan kurban dilakukan secara gotong-royong oleh warga.
Setelahnya, Tamir Masjid bakal mengatur siapa saja yang berhak menerima daging kurban.