Madam Suu Kyi, 18.000 warga Rohingya terpaksa kabur keluar dari perbatasan Myanmar menuju Bangladesh, dalam kurun waktu 24 jam. Mayoritas dari mereka adalah perempuan, anak-anak, dan lanjut usia.
Kau, mungkin bisa menutup mata dan memalingkan perhatian dari berita-berita tersebut. Tapi, mengingat sejarahmu sebagai pejuang demokrasi, aku kaget mengetahui kau menutup hatimu atas tragedi ini. Kapan kau akan memanggil mereka pulang ke Myanmar?
Mereka adalah manusia yang utuh, bukan pelarian, bakteri, atau warga negara kelas dua. Aku meminta keterlibatan PBB untuk mengatasi tragedi ini. Aku meminta Duta Besar Myanmar untuk Indonesia menjelaskan kenapa kekejaman itu bisa terjadi.
Aku mempertanyakan sikap seluruh dunia untuk memastikan seluruh warga Rohingya bisa merasakan perdamaian dan kemerdekaan sebagai manusia.
Baca Juga: Bung Karno dan Jokowi, Dua Presiden yang Salat Id di Sukabumi
Aku menantangmu Madam Suu Kyi, untuk melakukan cara apa pun guna menghentikan militer membunhi warga Rohingya.
Atau, kau bisa menyerahkan kembali medali Novel Perdamaian yang kau terima. Sebab, medali itu tak berarti apa pun kekinian, dengan adanya tragedi itu.
Kami semua kini adalah Rohingya.
Chairman
Baca Juga: Blusukan ke Sukabumi, Jokowi Salurkan Tiga Ekor Sapi Raksasa
Surat yang kukirimkan.. pic.twitter.com/JEToubSeyx