Suara.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi meminta para atlet menggunakan sarana olahraga yang sudah ada. Sarana yang dimaksud, seperti fasilitas bekas gedung penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON).
Hal itu, kata Imam, demi bisa memudahkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengontrol kebutuhan para atlet, seperti nutrisi dan peralatan.
Terlebih, tahun depan Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Ajang ini prestisenya lebih tinggi dibanding SEA Games 2017 yang hanya mencakup seputaran negara-negara ASEAN.
Untuk itu, persiapan matang dibutuhkan para atlet nasional guna bisa mencapai prestasi tertinggi di multievent empat tahunan itu.
Baca Juga: Satria Tama Ungkap Suka Duka Perkuat Timnas U-22 di SEA Games
"Fasilitas seperti di Palembang, Riau, Kalimantan Timur, dan Bandung itu bisa digunakan. Hal itu bisa memudahkan kami untuk melakukan kontrol kepada para atlet seperti masukan nutrisi dan alat para atlet," kata Menpora di Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (31/8/2017).
Kontrol tersebut tidak lain demi memperbaiki prestasi olahraga Indonesia yang baru saja mengalami kegagalan pencapaian target di SEA Games 2017.
Pada pesta olahraga dua tahunan itu, kontingen Indonesia hanya menempati peringkat kelima dengan raihan 38 medali emas, 63 perak, dan 90 perunggu.
Padahal, target yang dibebankan pemerintah, yakni finis di posisi empat besar dan meraih 55 medali emas.
Terkait kegagalan mencapai target itu, Menpora meminta maaf, serta siap bertanggung jawab, dan berjanji akan membenahinya.
Baca Juga: Rangkuman SEA Games, Ini Persebaran Perolehan Medali Indonesia
"Terkait dengan tidak terpenuhinya target dan perkembangan yang terjadi dalam diskusi, perdebatan, dan desakan-desakan dari seluruh rakyat Indonesia, selain memohon maaf sudah barang tentu kami akan melakukan upaya besar dengan bekerja sama satu sama lain. Karena olahraga adalah soal harga diri bangsa dan harus ditangani secara serius," ujarnya.