Suara.com - Jumlah laporan aduan warga yang masuk ke aplikasi Qlue Pemerintah Provinsi Jakarta tahun ini menurun apabila dibandingkan dengan tahun lalu. Penurunan laporan ini, kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Jakarta Smart City Setiaji mencapai 50 persen.
Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat menanggapi positif penurunan laporan warga via qlue. Ia menilai penurunan ini bukti Pemerintah Jakarta sudah melakukan perubahan pelayanan untuk warga.
"Berati bagus kan. Artinya semakin kesini semakin bagus (pelayanan DKI). Yang nggak bagus dilaporin ke qlue," ujar Djarot di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (31/8/2017).
Tetapi, Djarot juga tidak tahu penurunan ini apa karena warga sudah malas lagi melaporkan kondisi wilayahnya masing-masing. Sebab belum ada data pasti penyebab penurunan tersebut.
Baca Juga: Sejak Tak Ada Ahok, Pelapor Qlue Menurun
Pemerintah Jakarta, kata Djarot, selalau memantau laporan warga di qlue. Selain itu, dia juga akan memberikan sanksi tegas pada lurah yang tak langsung menindaklanjuti laporan tersebut.
"Kita selalu lihat progresnya, kalau lebih dari waktu yang ditentukan saya sudah minta untuk ditegur ya. Kalau nggak (cepat ditindaklanjuti) ya kita pecat," kata Djarot.
"Artinya kalau semakin sedikit semakin senang dong aku, ya nggak?," Djarot menambahkan.
Sebelumnya, Setiaji mengatakan warga yang melaporkan kondisi wilayah di Ibu Kota melalui aplikasi qlue menurun. Penurunan itu mencapai 50 persen apabila dibandingkan dengan kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) lalu.
"(Iya) menurun dari sisi jumlah yang lapor. Penurunan sekitar setengahnya," ujar Setiaji kepada Suara.com, Selasa (29/8/2017).
Baca Juga: Saat Sandiaga Ketemu Lubang Langsung Mengeluh, Qlue Minta Laporan
Setiaji menjelaskan, laporan yang masuk pada tahun lalu satu harinya mencapai 1.500 laporan. Saat ini satu harinya hanya sekitar 800 laporan.